Kerapkali, salah satu hal yang membuat kita sebagai orang Katolik tetap survive atau hidup dan tumbuh sebagai Gereja adalah persekutuan kita sebagai umat beriman kepada Allah yang disatukan dalam Yesus Kristus. Kata-kata itu memang sangat teologis semata. Namun, apabila kita lihat dalam realitasnya, persekutuan itu nampak dalam rumah. Rumah menjadi tempat nyata Gereja itu ada. Rumah menjadi tempat bersekutu, memecah roti dan berdoa. Di saat itulah, Gereja menjadi nyata. Oleh karena itu, bagi kalangan orang-orang Katolik mustinya berpikir dan senantiasa membangun kerangka pikiran bahwa rumahku harus bisa menjadi tempat untuk berkumpul banyak orang,tidak hanya untuk keluargaku, thok!
Inilah kiranya yang mesti dikembangkan keluarga-keluarga Katolik atau calon-calon keluarga Katolik jaman ini. Rumah tidak hanya tempat berkumpul bagi anggota keluarga saja melainkan juga (harapannya) dapat menjadi tempat berkumpul warga Katolik yang lain, yaitu untuk berdoa bersama, merayakan ekaristi, dan lain sebagainya yang cukup. Dengan demikian, Gereja tidak bergantung pada gereja. Artinya bahwa Gereja (umat Allah) itu akan hidup atau menjadi nyata bukan hanya di dalam Gedung gereja yang megah dan mahal, tetapi lebih-lebih semakin hidup dalam rumah-rumah keluarga Katolik, layaknya seperti Gereja Perdana yang juga tumbuh dan berkembang di dalam rumah-rumah jemaat.
Apabila kita bercermin dari pertumbuhan Gereja Perdana, nampak sekali bahwa jantung kehidupan menggereja pertama-tama dimulai dari rumah-rumah jemaat. Para Rasul dan murid-murid Yesus berkumpul, berdoa dan memecah roti di dalam rumah-rumah jemaat secara bergiliran (bdk Kis 2:46, "Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati..." atau Kis 5:42, "Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.")
Oleh karena itu, memang sungguh pentingnya keluarga-keluarga Katolik mempertimbangkan sebuah rumah yang dihuni itu tidak hanya untuk keluarganya. Meskipun hal ini sulit, apalagi jaman sekarang, tanah saja sudah mahal apalagi membeli rumah yang cukup besar. Namun, minimal pertimbangan seperti itu sungguh menjadi bagian dalam diri keluarga-keluarga Katolik karena memang rumah merupakan Gereja, dan Gereja merupakan rumah juga. Rumahku adalah Gerejaku, Gerejaku adalah Rumahku...Rumahku dapat menjadi Gereja. Gereja semakin nyata dalam rumahku. amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar