Kamis, 15 Oktober 2009

Mewartakan Keselamatan

Si BLACK baru saja pulang dari jalan-jalan. Raut mukanya tampak pucat, sehingga kulit wajahnya yang hitam malah tampak putih mempesona. Ada apa? Jeng Maria yang senantiasa menantikan kehadirannya juga membatin dalam hatinya, koq Si BLACK lebih putih sekarang?? Tanya punya tanya di hati, akhirnya Jeng Maria pun tak kuasa menahan kata-katanya keluar...
JM : BLACK, kenapa e koq wajahmu pucat gitu. Habis ngapain hayo??? Keconangan po?

SB : Si BLACK, yang ngos-ngos an kayak habis lari, (padahal naek mega pro) lama untuk bisa menjawabnya.
JM : Jan e ana apa to, BLACK? Di tanya koq diem aja..mbok yao jujur, gitu napa sich?
SB : Wah.....jeng! Keselamatan itu membutuhkan saling percaya dan saling menghargai, jeng!!!
JM : weitz....BLACK, kamu itu sadar ga to, le omong! Malah ngotbahi aku ki loh!!
SB : Gini loh jeng, baru saja pas aku di jalan tadi, di depanku persis ada tabrakan...mobil vs motor...kayaknya yg naek motor, langsung tewas tadi. Aku langsung ngacir saja...takut je...!!
JM : walah...BLACK, lha koq malah ga ditolong ki gimana to, kamu itu!!
SB : Takut, Jeng! Njur aku tadi berpikir dan bermenung setelah kejadian itu...KESELAMATAN itu sangat nyata di jalan raya. Orang akan mengalami KESELAMATAN apabila orang saling percaya dan menghargai. Orang saling percaya kalau lampu menyala merah itu, berhenti. Orang saling menaruh kepercayaan kalo lampu kuning, itu mengerem, dan baru kalau lampu menyala hijau itu berjalan lagi.
JM : lha emg gitu, BLACK peraturan lampu bangningjo, piye to kamu itu.
SB : nah itu dia masalahnya, Jeng! Tadi kayaknya, pengendara motor enak aja terus berjalan padahal lampunya merah....!! dan.....terjadilah kecelakaan itu (ke-TIDAKSELAMAT-an!).
JM : oh iya-ya, BLACK....itulah kiranya keselamatan yang sangat konkrit dalam hidup kita.
SB : Iya, Jeng! Sangat konkrit dan sangat mudah pula untuk kita dapatkan, to? Tapi, kenapa ya koq ada saja yg tidak selamat!! Betapa pentingnya saling percaya dan saling menghargai, Jeng! kalo demikian.
JM : Aku setuju, BLACK. Coba bayangkan seandainya semua umat katolik yang percaya akan keselamatan dalam Tuhan Yesus itu, semuanya menjadi teladan dalam mentaati peraturan lalu lintas. Itu sudah bukti dari suatu kesaksian iman dan pewartaan injil yang menyelamatkan.
SB : Ketaatan pada aturan (ketaatan pada ALLAH) merupakan kesaksian hidup. Di sana ada kepercayaan (iman), di situ pula ada penghargaan terhadap sesama pengguna jalan (pembelaan martabat, keadilan, dan kehidupan).
JM : SO???? Menjadi saksi iman dan pewarta injil tidak sulit, khan BLACK! Salah satunya dan sangat konkrit untuk mewartakan keselamatan adalah taat aturan lalu lintas.
SB : Siiipp, Jeng! Mari kita menjadi pewarta keselamatan itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar