Minggu, 18 Oktober 2009

RUMAHKU GEREJAKU, GEREJAKU RUMAHKU (2)

Bagaimana rumah bisa menjadi Gereja dan Gereja menjadi rumah? Tentu yang disadari pertama-tama memang adalah rumah bisa menjadi tempat untuk membangun persekutuan (tempat bagi orang-orang yang diikat oleh iman yang sama akan Yesus Kristus untuk membangun hidup iman harapan dan kasih). Dalam usaha tersebut memang yang paling konkrit adalah menyediakan tempat atau ruang di bagian rumah yang dapat menampung persekutuan tersebut. Yang kedua, adalah soal "memecah roti" yang kerap kali juga menjadi persoalan entah dalam level yang sederhana maupun kompleks. Seringkali alasan umat tidak mampu menjadikan rumah sebagai Gereja, yaitu membangun persekutuan umat beriman se-lingkungan atau se-rukun umat atau yang lebih luas lagi adalah tidak mempunyai ruang yang luas; dan yang kedua adalah tidak mampu memberi makan atau suguhan (snack atau makan).

Kedua hal tersebut kerapkali menjadi alasan bagi umat untuk kemudian tidak menerima rumahnya sebagai tempat bersekutu (untuk misa lingkungan, untuk doa bersama, ibadat dan kegiatan-kegiatan yang lainnya). Tentu saja persoalan tersebut perlu disikapi secara serius agar hal yang sebenarnya sangat teknis dan bukan yang pokok menjadi halangan untuk menjadikan rumah sebagai sarana persekutuan hidup (Gereja).

Oleh karena itu, seperti Jemaat Perdana lakukan adalah yang terpenting pertama-tama adalah bahwa umat senantiasa berkumpul untuk berdoa, serta bertekun dalam pengajaran "rasul-rasul". Baru yang kedua adalah memecah roti, membagikannya kepada yang berkekurangan sehingga masing-masing diantara mereka TAK SATUPUN yang berkekurangan. Kedua hal ini sebenarnya memiliki ikatan yang tidak terlepaskan..Persekutuan yang hidup sebagai Gereja mengalir dari sebuah syukur bersama atas karunia Tuhan. Jemaat Perdana senantiasa bersyukur sehingga berkumpul bersama untuk saling berbagi syukur itu dan saling meneguhkan iman bersama karena Yesus yang mereka ikuti telah wafat untuk menjadi jaminan keselamatan dan kehidupan kekal. Itulah yang mereka syukuri. Yesus menjadi jaminan kehidupan yang lebih baik, yang ditawarkan Allah kepada manusia. Maka, Jemaat Perdana menyadari bahwa persekutuan itu sungguh penting untuk semakin merasakan sebagai orang-orang yang telah ditebus dan menyerahkan diri pada kasih Allah yang menyelamatkan. Persekutuan itu membuahkan kabar baik, membuahkan kegembiraan dan suka cita bagi siapa saja yang mau bersekutu.

Hal kedua yang kemudian dikembangkan adalah wujud konkrit dari persekutuan yang penuh syukur itu selain bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (pendalaman iman) juga secara jasmaniah berbagi rejeki satu dengan yang lain, yang berlimpah membagikan rejekinya bagi yang berkekurangan sehinga...sesuatu yang jasmaniah material adalah menjadi sarana untuk semakin mendukung persekutuan dan menikmati kabar baik kegembiraan karena Kristus tersebut.

Oleh Karena itu, marilah kita saling bersekutu membangun Gereja di rumah kita...dan juga mengembangkan semangat berbagi satu dengan yang lain....sebagi Gereja. Berbagi hidup, berbagi tenaga, berbagi rejeki, berbagi keterlibatan: pikiran, kemauan, kehendak, semangat, pengetahuan, iman dll yang semakin meneguhkan bahwa di dalam Yesus Kristus, Tuhan Kita, Ia telah menyelamatkan kita dan senantiasa membagikan kabar baik kepada semua orang. Berkah Dalem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar