Kamis, 15 Oktober 2009

Unta dan LUBANG Jarum

Si BLACK (SB) adalah orang yang selalu terbuka pada setiap kemungkinan. Kemungkinan terhadap segala hal yang mungkin terjadi di bumi ini, terhadap keajaiban, dimana Allah mengintervensi hukum alam, dan 1001 kemungkinan lain. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam hal ini. Yang salah adalah sifat keterbukaan yang berlebihan sehingga menutup ketidakmungkinan. Hingga Jeng Maria datang dan menyadarkan saya tentang hal ini.
SB : "Jeng, gue baru nemu ayat yang menarik nih."
JM : "Ayat apaan, BLACK?"
SB : "Injil hari Ini."
JM : "Tentang apaan? Menariknya dimana?"

SB : "Intinya tentang bagaimana masuk surga, lebih mudah seekor unta masuk ke lubang jarum."
JM : "Terus?"
SB : "Manusia mampu menciptakan gedung pencakar langit, manusia mampu menciptakan kapal laut yang mampu menampung ribuan orang, jadi bukan tak mungkin jika manusia mampu menciptakan jarum raksasa yang besar lubangnya mampu dilewati seekor unta, bukan?"
JM : "Bener sih, tapi esensi dari sebuah jarum tuh apa BLACK ?"
SB : "Untuk menjahit? Merapikan pakaian?"
JM : "Itu mah jarum pentul atuh. Yap, yang bener untuk ngejahit. Nah ketika suatu benda telah kehilangan esensinya, apakah ia masih bisa disebut sebagai benda itu? Nggak khan?"
SB : "Jadi maksud lo, jarum raksasa yang bisa dilewati seekor unta itu harus bisa digunakan untuk menjahit, begitu?"
JM : "Yap. Tinggi punuk unta dewasa tuh kurang lebih 1,85 meter, sedangkan kalau diukur sampai kepala itu sekitar 2 meteran. Sedangkan lebarnya kurang lebih 75 centi meter. Jadi untuk bisa dilewati seekor unta, paling nggak panjang dan lebar lubang jarum tuh 1.85 m x 75 cm."
SB : "Itu baru lubangnya ya?"
JM : "Yap. Jika perbandingan antara lubang jarum dan panjangnya kita ambil 1:30 aja, maka paling nggak panjang jarum tersebut sekitar 1.85 m x 30, yaitu 55.5 meter. Dan ingat, untuk disebut sebagai jarum, jarum raksasa ini harus dapat digunakan untuk menjahit."
SB : "Berarti masalahnya tinggal menciptakan mesin jahit raksasa khan? Kenapa nggak bisa?"
JM : "Bukan itu aja kali. Lo harus mikirin juga benang yang cocok untuk lubang segede gitu. Belum lagi kain yang bisa menolerir tusukan jarum dengan diameter segitu gede. Kalau kain biasa pasti langsung robek, BLACK.
SB : "Oke, masalahnya ternyata selain mesin jahit raksasa, kita harus nyari benang dan kain yang kompatibel dengan jarum tersebut. Kayaknya masih mungkin deh, Jeng..."
JM : "Lo juga harus memikirkan kegunaan kain raksasa itu, karena kebanyakan manusia nggak akan mau menciptakan alat yang sia-sia yang gak berguna bagi dirinya."
SB : "Hm..."

Si BLACK berpikir dan terus berpikir. Penjelasan yang diberikan Jeng Maria sebenarnya sudah cukup lengkap dan detail. Tapi kok Si BLACK masih merasa ada yang kurang. Mungkinkah suatu saat manusia-manusia yang kurang kerjaan tapi memiliki teknologi itu akan menciptakan jarum raksasa? Mungkinkah kesombongan mereka untuk mendustakan ayat-ayat Allah diwujudkan dengan memasukan unta ke lubang jarum yang mereka cipta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar