Senin, 21 Desember 2009

MEMAKNAI NATAL 2009

MEMAKNAI NATAL 2009


Salah satu ciri khas perayaan Natal di gereja-gereja atau juga di rumah kita sendiri adalah adanya gua (kandang) natal, yang konon menjadi tempat kelahiran bayi Yesus karena ibu Maria dan Yosef, suaminya, tidak mendapatkan tempat yang layak di rumah penginapan, "......dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan...."(Luk 2: 7). Dalam injil Lukas tersebud diberi keterangan dimana Maria melahirkan Yesus, "dibaringkan di dalam palungan". Palungan merupakan tempat makanan bagi hewan ternak bagi orang-orang Israel (yahudi) waktu itu. Di situlah Yesus yang lahir ditempatkan, karena rumah-rumah yang lain sudah penuh atau "beralasan penuh" untuk menolak suami-istri yang sedang akan melahirkan.
Kisah kelahiran Yesus tersebut, memang dimasukkan menjadi bagian dalam kitab suci, Injil, atau kabar baik Allah bagi manusia. Kisah kelahiran Yesus itu tentu saja sarat dengan makna bagi kehidupan kita sekarang.

1. Kisah kelahiran Yesus menjadi Kisah Kasih, antara Allah dan Manusia. Allah yang begitu mengasihi, "nresnani" manusia, mengutus Yesus untuk memasuki kehidupan duniawi. Kasih Allah yang tetap dan abadi membuahkan pengorbanan yang begitu besar dari Allah sendiri untuk mendatangi manusia dan mencurahkan terus menerus buah kasih kepada manusia, yaitu keselamatan, kedamaian, cinta kasih, dan juga keadilan dan kebenaran. Buah kasih (cinta) itulah Yesus yang kita sebut Kristus, yang hadir ke dunia. Kehadiran Yesus, sebagai pemberian buah kasih Allah tentu menuntut dari pihak manusia untuk mengulurkan tangan, "membuka pintu rumah" dan menerima Yesus untuk masuk ke dalam.

2. Kisah Kelahiran Yesus juga menunjukkan bahwa pada kenyataannya, "rumah-rumah penginapan itu" sudah penuh karena ternyata, "tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." Apa artinya ini? Kisah kelahiran Yesus menunjukkan bagi kita bahwa pada kenyataannya, tidak mudah atau bahkan kita menolak menerima kehadiran Yesus. kita tidak mau "membuka pintu dan menyuruh mereka masuk" ke rumah kita. Apakah yang mau dimaksudkan Lukas adalah bahwa manusia menolak kehadiran Yesus? Ataukah bahwa kehdarian Yesus tidak mudah untuk dikenali sehingga, apabila kenyataannya bahwa orang yang datang itu menyusahkan (karena akan melahirkan) lalu kemudian kita tolak karena menjadi "pengganggu" kehidupan kita pribadi dan semua yang menjadi keinginan kita dan cita-cita yang kita bangun di rumah kita sendiri.

3. Oleh karena itu, kisah kelahiran Yesus sungguh membantu kita untuk mengerti dan mengenali serta peka sosial, peka jaman agar kita memiliki sensibilitas terhadap kehadiran Yesus yang mengetuk rumah kita, yang mau lahir di rumah kita, dalam keluarga kita, dalam hidup kita, dalam ruang batin kita. Yesus hendak lahir, namun kelahirannya yang sebenarnya bukan di palungan di Betlehem yang nun jauh di sana, melainkan lahir di ruang batin kita ini, kita masing-masing. Kita diharapkan untuk membuka pintu hati kita, pintu rumah kita, pintu gereja lingkungan kita, pintu masyarakat dimana kita tinggal, pintu pekerjaan kita, supaya dalam kehidupan yang kita libati itu, Yesus lahir, menjelma secara nyata dalam hidup kita.

4. Itulah sebenarnya, simbolisasi yang diungkapkan melalui goa (kandang) natal, mengingatkan dan manyadarkan kita bahwa goa (kandang) itu ialah diri kita sendiri, ialah keluarga kita sendiri, adalah Gereja Lingkungan kita sendiri, adalah masyarakat kita sendiri, dan adalah juga pekerjaan kita. Disitulah Yesus mau untuk lahir, ingin menjelma, menunjukkan kasih Allah yang begitu agung dan abadi kepada kita.

Apa yang musti menjadi habitus baru bagi kita? Kita mesti membuat "gua (kandang) natal" dalam kehidupan kita yang layak bagi kelahiran Yesus, supaya sungguh Yesus lahir dalam hidup kita, dan sungguh kita pun terlibat untuk menjelmakan Dia dalam kehidupan kita zaman sekarang ini. Semoga berkat Allah Putera yang lahir ke dunia membuahkan kegembiraan dan damai dalam kehidupan kita zaman ini, sebagai buah kasih dari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar