PESAN NATAL
BERSAMA PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) KONFERENSI WALIGEREJA
INDONESIA (KWI) TAHUN 2011
“Bangsa yang
berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” (Yes. 9:1a)
Saudara-saudari yang terkasih,
Segenap umat Kristiani Indonesia di
mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita
Yesus Kristus.
Kembali kita sudah berada pula di dalam
suasana perayaan kedatangan Dia, yang dahulu sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya
sebagai “seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan
untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan
orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja damai.” (Yes.
9:5). Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai “Terang
yang besar” dan “yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan”
(bdk. Yes. 9:1a). Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat
Yesus Kristus Tuhan kita,, yang dahulu disampaikan oleh para malaikat di padang
Efrata kepada para gembala (bdk Luk.2:8-12), dan sekarang disampaikan juga
kepada kita semua di sini.
Para gembala di padang Efrata,
orang-orang kecil, sederhana dan terpinggirkan di jaman Lukas, menanggapi
sapaan ilahi “Jangan takut” (Luk. 2:10) dengan saling mengajak sesama yang
dekat dan senasib dengan mereka dengan mengatakan satu sama lain: “Marilah kita
pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang
diberitahukan Tuhan kepada kita” (Luk. 2:15). Para Majus dari Timur, telah
menempuh perjalanan jauh sampai ke Yerusalem untuk mencari dan mendapatkan Dia
ini, karena “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk
menyembah Dia” (Mat. 2:2). Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan
para majus dari Timur ini ada juga Raja Herodes, yang juga mendapat tahu
tentang kedatangan Dia ini, tetapi dengan berpura-pura mau datang
menyembah-Nya, tetapi sebenarnya bermaksud membunuh-Nya dan ketika niat
jahatnya ini gagal ia malah melakukan kejahatan lain dengan membunuh anak-anak
tak bersalah dari Bethehem (lih. Mat. 2: 8, 10-12).
Kepada kitapun, yang hidup di Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 2011 ini, telah disampaikan Kabar
Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah “Firman, yang
di dalamnya ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia” (bdk. Yoh.
1:1-4). Memang, yang kita rayakan pada hari Natal itu adalah: “Terang yang
sesungguhnya yang sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan
dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada
milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”
(bdk Yoh.1:9-11). Tetapi kita juga tidak bisa menutup mata bahwa bangsa kita
masih mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan
masih menjadi persoalan sebahagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan juga
sulitnya menanggulangi biaya-biaya pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih
merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia.
Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman
kita. Akibatnya, kerukunan hidup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap
menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin
beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan kita. Penegakan hukum yang
berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan
pergumulan kita. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana
alam belum pernah terjadi sebelumnya tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi
kekuasaan dan sekaligus amanat untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan
adil cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.
Dalam pesan Natal bersama kami tahun
ini, kami hendak menggarisbawahi semangat Kedatangan Kristus tersebut dengan
bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal itu saja, tetapi
hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:
· Sederhana dan
bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya karena “tidak ada
tempat bagi mereka di rumah pengiapan” (Luk. 2:7), tetapi justru karena Dia
yang “walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”
(Flp. 2:5-7).
· Rajin dan giat:
seperti para gembala yang “cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan
bayi itu” (Luk. 2:16).
· Tanpa
membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana kanak-kanak Yesus juga menerima
para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit mereka dan apapun yang
menjadi persembahan mereka masing-masing (lih. Mat. 2:11).
· Tidak juga
bersifat dan bersikap separatis, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa
“barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu" (Luk. 9:50).
Saudara-saudari yang terkasih,
Tuhan Yesus, yang kedatangan-Nya sudah
dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan ratus tahun sebelum kelahiran-Nya,
disebut sebagai “terang besar” yang “dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan
di dalam kegelapan” (bdk Yes. 9:1a). Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri
dengan bersabda : “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh.
8:12). Di samping penegasan tentang dri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga
kita senantiasa mengingat apa yang ditegaskannya, meskipun secara negatif,
tentang kita para pengikut-Nya: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di
antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak
tahu ke mana ia pergi” (Yoh. 12:35).
Akhirnya marilah kita menyambut
kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh
melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang
ekstrim. Dengan demikian terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang
pertama: ”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di
bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk. 2:14).
SELAMAT NATAL
2011 DAN TAHUN BARU 2012
Jakarta, 14
November 2011
Atas nama
PERSEKUTUAN
GEREJA-GEREJA KONFERENSI
WALIGEREJA
DI INDONESIA
(PGI),
INDONESIA (KWI),
Pdt. Dr. A.A.
Yewangoe
Mgr. M. D, Situmorang
Ketua
Umum
Ketua
Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Mgr. J. M. Pujasumarta
Sekretaris
Umum
Sekretaris Jenderal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar