Para Ibu/Bapak - Para Suster/Bruder/lmam - Kaum Muda/Anak-anak dan Remaja yang terkasih dalam Tuhan
- Meskipun sudah agak terlambat, lebih dahulu saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2009. Semoga pada tahun dengan tantangan-tantangan hidup yang semakin banyak ini, iman kita semakin kokoh, harapan kita semakin kuat dan kasih kita semakin dikobarkan. Melalui surat ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada anak-anak dan remaja serta pendamping yang telah mengisi Tahun Anak dan Remaja dengan berbagai kegiatan yang sangat menggembirakan hati dan membanggakan. Terima kasih secara khusus atas sekian banyak surat dari anak-anak dan remaja yang telah saya terima. Saya sangat terhibur dan memperoleh banyak inspirasi dari surat-surat itu. Semoga prakarsa-prakarsa yang baik ini tidak berhenti dengan selesainya Tahun Anak dan Remaja, melainkan diteruskan dengan prakarsa-prakarsa lain yang semakin kreatif.
- Bersama-sama dengan Gereja semesta, pada hari ini kita merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan. Menurut Nabi Yesaya, Tuhan yang mulia tampak ketika Umat Allah Perjanjian Lama bangkit dari rasa putus asa yang berkepanjangan (bdk Yes 60:1). Tuhan yang mulia juga tampak ketika keadilan berkembang dan damai-sejahtera berlimpah (bdk Mzm 72:7-8). Menurut St. Paulus, Tuhan yang mulia tampak ketika tidak ada lagi diskriminasi dalam bentuk apa pun (bdk Ef. 3:6) dan Tuhan yang mulia juga tampak ketika orang bersukacita karena telah menemukan Yesus yang didambakan dan dicari dengan tulus hati dan hati terbuka (bdk Mat. 2:1-12)
- Pada Hari Raya Penampakan Tuhan ini, kita mengawali Tahun Kaum Muda. Untuk melengkapi perhatian-perhatian utama pastoral yang telah digulirkan sejak tahun 2006, Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Kaum Muda. Untuk maksud itu, Dewan Karya Pastoral telah menerbitkan Nota Pastoral yang berjudul, “Orang Muda Menggugah Dunia”. Seperti biasanya, Nota Pastoral ditawarkan sebagai bahan pembelajaran bersama, bukan sebagai “petunjuk” yang hams dilaksanakan huruf demi huruf. Dari pembelajaran bersama itu diharapkan akan muncul berbagai prakarsa pastoral khususnya bagi kaum muda. Prakarsa pastoral yang bermacam-macam itu diharapkan dapat membantu kaum muda khususnya, dan kita semua pada umumnya untuk menjadi pribadi yang semakin dewasa dan utuh serta semakin menyadari bahwa hidup adaiah anugerah, panggilan dan perutusan. Dengan demikian kita pun berharap agar prakarsa-prakarsa pastoral itu dapat membantu kaum muda untuk berkembang menjadi pribadi yang “menampakkan Tuhan yang mulia”.
- Pada Hari Kaum Muda sedunia tahun 2008, ada jenasah orang muda bernama Giorgio Frassati yang diterbangkan dari kota Torino, Italia dan disemayamkan di Katedral St. Maria, di kota Sidney, Australia, Giorgio Frassati lahir dari keluarga kaya dan mempersembahkan waktu luangnya untuk melayani orang sakit dan orang miskin. la senang berkumpul dan mendaki gunung dengan teman-temannya. Pada saat-saat itu ia membagikan pengalaman imannya kepada teman-temannya. la meninggal pada tanggal 4 Juli 1925, pada usia 24 tahun akibat penyakit dari orang yang dirawatnya. Saat meninggal, keluarga kaget karena datang ribuan orang miskin yang tidak tahu bahwa Frassati berasal dari keluarga kaya. Dengan menghadirkan jenasahnya di Sidney, Paus Benedictus XVI menawarkan Frassati sebagai teladan kaum muda yang telah mengalami kehadiran dan kasih Tuhan yang mengubah dan membarui hidupnya; dan yang juga berupaya untuk membagikan pengalaman itu kepada teman-temannya dengan harapan semoga hidup mereka pun diubah dan perbarui oleh Tuhan yang selalu mencintai. Giorgio Frassati, meski jauh dari kita, dapat kita pandang sebagai seorang, “Pribadi muda yang menggugah dunia” karena dengan daya hidupnya ia pun telah menampakkan kemuliaan Tuhan. Suatu pertanyaan bagi kita semua pada umumnya dan bagi kaum muda pada khususnya: apa yang perlu kita usahakan agar hidup dan pekerjaan kita pun dapat - meskipun hanya amat sedikit - menampakkan kemuliaan Tuhan?
- Pertanyaan ini dapat dijawab dengan memperhitungkan berbagai kerangka yang berbeda: kita dapat menjawabnya dengan memperhitungkan tema “berbagi lima roti dan dua ikan” dari Konggres Ekaristi Keuskupan Agung Semarang. Tetapi kita juga dapat menjawabnya dengan memperhitungkan masalah pemanasan bumi, pemutusan hubungan kerja, pendidikan, pelayanan kesehatan, krisis ekonomi dunia atau masalah-masalah sosial yang lain. Sekecil apapun niat dan usaha kita untuk hidup dan bekerja dengan baik dalam berbagai kenyataan hidup itu, kita menyatakan kemuliaan Tuhan. Semoga niat-niat baik dan usaha kita diteguhkan oleh Tuhan. Sambii mengenangkan St. Paulus, pribadi yang menggugah dunia, kita pegang teguh pesannya yang menguatkan hati: “Karena itu saudari-saudaraku yang kekasih, berdinlah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Saya ingin mengakhiri surat ini dengan ucapan terima kasih atas keikutsertaan anda semua dalam menghidupkan dan mengembangkan Gereja di Keuskupan Agung Semarang dengan berbagai cara dan keterlibatan. Semoga berkat Tuhan melimpah bagi Anda semua, keluarga-keluarga dan komunitas anda.
Semarang, 3-4 Januari 2009
Ignatius Suharyo
Uskup Agung Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar