Hari itu Si BLACK (SB) dan Jeng MARIA (JM) masih terlibat dalam pembicaraan serius tentang peristiwa yang terjadi beberapa hari (10 April-red) yang lalu: seorang aktivis masyarakat dibunuh secara mengenaskan. Aneh bagi Si Black dan Jeng Maria, karena masyarakat terlihat adem ayem wae mengenai kasus ini padahal tahu betul bahwa pembunuhan ini sangat tidak manusiawi, aneh dan mengerikan.
SB : Jeng, setelah peristiwa itu koq masyarakat diam aja ya. Ga ada yang komentar atau apa lah soal kasus pembunuhan itu.
JM : Wah, aku juga ga tau. BLACK. Aku sendiri juga bingung meh ngapa? sing penting hidup baik seperti biasane wae gitu.
SB : maksudku ki, koq ga ada GREGET bahwa kasus itu lalu memunculkan gejolak perasaan dan hati untuk berbuat sesuatu gitu. Nek hanya biasa-biasa wae. Lha njur kenapa ada kasus pembunuhan yang menggemparkan itu?
JM : khan kita hanya mendengar saja dan melihat di televisi kasus itu, tidak menghadapinya sendiri atau mengalaminya gitu.
SB : oke lah memang begitu, tapi khan kita bisa menimba inspirasi dari kasus itu untuk membuat hidup kita LEBIH baik lagi gitu.
JM : maksudmu, BLACK??
SB : ya maksudku, njur makin banyak orang yang mau terlibat mengembangkan kehidupan, menjadi saksi, makin bersatu saling menguatkan dan meneguhkan. Le sembahyang juga makin sregep alias rajin, makin mendekatkan diri dengan Tuhannya gitu.
JM : lha sudah koq, BLACK. Apa lagi?
SB : ya maksudku ki dibuat LEBIH LAGI supaya, peristiwa itu tidak hanya menjadi peristiwa thok melainkan sungguh menjadi tangga yang membuat kita mampu melangkah naik satu tingkat, dua tingkat, tiga tingkat, dan seterusnya.
JM : wah ga mudeng aku, BLACK. Omonganmu dhuwur banget.
SB : gini lho, jeng. Contohnya: yang MAU untuk terlibat tambah mbanyak, yang sregep tindak nggreja tambah akeh, yang sregep mengikuti kegiatan sarasehan, misa, doa lingkungan juga semakin banyak, kolektene ya tambah akeh gitu.hehe...!! Sing isih kulina nesu, emosi, egois pokoke gawe dosa ya semangkin sithik (sedikit) bahkan malah tidak ada. Urip berkeluarga ya semakin rukun dan damai, menciptakan suasana lega....PLONG!!!!...gitu.
JM : Ohhh...mudeng aku, maksudmu ki peristiwa pembunuhan Yesus itu ta?? Perayaan pekan suci kemarin itu???
SB : Yupz...ner banget, jeng! Itulah kematian sebagai jalan kehidupan. Itulah kebangkitan ketika kita bisa menumbuhkan kelegaan. Semakin banyak orang yang merasa lega.
JM : Iya, BLACK...lega karena umat yang datang misa sangat banyak tidak hanya pas hari raya paskah atau natal. Nek perlu tiap minggu sewa tratag/deklit gitu. Rasa lega karena umat yang ikut misa lingkungan dan sembahyangan juga penuh...tidak hanya pas ada makan-makannya saja. Lega karena umat yang berpartisipasi dalam kegiatan Gereja dan masyarakat sangat banyak. Kolektenya ya makin tambah gedhe sehingga menjadi lega nek mau beli tanah atau berkegiatan wez ana duite...!!!
SB : begitulah, Jeng!!! Tidak malah sebaliknya...nek berkegiatan masih mikir...ada umat yang ikut atau tidak ya?? ada yang mau menangani ora yo??? Duwite minta siapa ya???? Nek mau rapat, masih berkeluh..yang datang banyak atau sedikit ya??? nek hendak misa, umate sing rawuh berapa ya? Yach...Semoga semakin banyak kelegaan yang tumbuh di antara kita.
JM : amin...BLACK!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar