Kamis, 17 Juni 2010

Tanah Gereja: Memberi Tanpa Kembali

Jeng! jarene Grejane dhewe ki, utange akeh yo buat beli tanah itu?” Kata si Black tiba-tiba saja membuka pembicaraan dengan Jeng Maria.

Ah, kata siapa, Black?” timpal Jeng Maria dengan tenang.

Jarene pak Kalingk, tadi malam setelah doa rosario lingkungan. Jarene lagi, panitia penggalangan tidak turun tangan ke lingkungan-lingkungan kayak dulu itu. Dan jarene lagi, duit yang buat mbayar pelunasan besok itu masih kurang banyak. Piye jal?

Jeng Maria tetap tenang saja! “Jarene sapa to Black, dari tadi koq, jora-jarene ae! Lha dirimu sendiri sudah ikut andil belum? Sudah ikut nalangi? Atau malah nyumbang??” Jeng Maria balik malah mencecar pertanyaan pada si Black.

Yo pasti to, Jeng! Aku dah nyumbang koq. Malah udah beberapa kali, pokoknya ada uang, aku sumbangkan buat bayar tanah itu. Aku juga sudah menjual barang-barangku yang dah ga kupakai, lalu uangnya aku sumbangkan buat Gereja. Pokoknya: yang masih bisa aku berikan, aku persembahkan kepada Yesus. Love Jesus!!! Apa sih yang ga buat Yesus!hehe…”

“Tenane, Black!!!” sahut Jeng Maria, sajak menyakinkan apa yang didengarnya dari si Black!

Halah, Jeng! Mbok tanya sana sama istriku atau anak-anakku. Sakeluarga pokokmen seiya sekata, mbangun tekad menjadi berkat. Lha kapan lagi to Jeng, bisa membalas kebaikan Yesus? Mumpung masih bisa, Jeng. Ner ga?

Hmmm…”guman Jeng Maria, “Biasanya khan dirimu mung janji-njanji mulu ma Yesus, ‘sesuk nek aku wez duwe, yo!’. Nek dirimu dijadikan ga punya tenan, cilakak loh!” canda Jeng Maria.

“Kapan aku bisa memberi, kalau tidak dengan cara ini? Sebab, dengan menyumbang ke gereja, mungkin aku tidak akan menerima apapun untuk diriku, tapi aku yakin, balasannya bukan di dunia ini, tetapi di surga kelak. Yesus yang akan membalasnya.”

Jeng Maria cuma manggut-manggut mendengarkan ‘kotbah’ si Black, tampak menyetujui!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar