Tanggal 11 Juni lalu, dimulailah pertandingan sepak bola dunia yang paling bergengsi dan dinanti-nantikan oleh pecinta sepak bola. Pertandingan ini menjadi perhatian dunia yang acapkali mengakibatkan penyakit demam, demam sepak bola. Dimana-mana orang membicarakan sepak bola. Dimana-mana orang ramai-ramai nonton bareng sepak bola dunia itu. Dunia seakan-akan memusatkan diri pada pertandingan bergengsi itu, untuk sejenak melupakan kelelahan menyangga bumi yang mulai tidak menentu musimnya. Orang tidak peduli apakah sekarang ini masih musim hujan atau sudah musim kemarau. Yang jelas, lagi musim sepak bola. Segala macam iklan televisi saja, sekarang hampir-hampir semuanya dibumbui bola dan bola, meskipun kadang dipaksakan.
Menarik memang, membicarakan sepak bola, nonton sepak bola. Orang saling menjagokan timnya masing-masing, bahkan ada pula yang sudah tertangkap karena berjudi sepak bola. Banyak orang akan menjadi korban pertandingan sepak bola ini. Kalau timnya menang akan bersorak gembira, tapi sebaliknya, kalau tim yang dijagokannya kalah...dunia seakan-akan kiamat, kerja saja menjadi tidak semangat, lha wong makan saja terasa jadi ga enak apalagi kerja.
Ngemeng-ngemeng sepak bola. Sebenarnya ada hal yang sungguh dapat menjadi contoh untuk kita sebagai Gereja yang mengembangkan pola pelayanan sebagai tim kerja, yach...andaikan saja “tim sepak kerja”. Quo vadis, tim-tim kerja dewan paroki? Itulah pertanyaannya. Cuma berandai-andai saja. Bila tim-tim kerja dewan paroki dapat saling berlomba untuk menge-gol-kan program kerja mereka yang telah direncanakan setengah tahun yang lalu, tentu dewan paroki menjadi ajang paling bergengsi dalam kancah keterlibatan hidup menjadi berkat dalam Gereja. Tapi dalam kenyataannya, belum seluruh “tim sepak kerja”, menjadi sebuah tim yang solid untuk memenangkan pertandingan RAPB dan Program Kerja dewan paroki tahun ini.
Tim-tim sepak bola dunia yang amat menarik kita tonton itu, memberikan petunjuk kepada kita, sebagai tim-tim kerja dewan paroki, bagaimana mustinya kita membangun semangat pelayanan sebagai tim kerja. Anggota tim sepak bola itu, yang pada kenyataannya berasal dari berbagai latar belakang kehidupan, berbagai club sepak bola di negaranya masing-masing, berbagai potensi dan keahlian, dan juga berbagai posisi dan peranan, tetapi mampu bekerja sama karena disatukan oleh tujuan yang sama dan jelas –cetakan-cetakan gol- untuk memenangkan pertandingan. Sungguh luar biasa! Sebagai tim, mereka mengesampingkan kepentingan masing-masing, meninggalkan arogansi dan ekslusifitas club di negaranya, dan menyatukan raga, keahlian, tekad dan semangat untuk satu tujuan yang sama dengan tetap memperhatikan aturan bersama yang jadi pegangan utamanya. Luarrr Biasaaaa!!!!
Kembali, cuma berandai-andai saja....mudah-mudahan musim piala dunia ini, menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun sebuah paguyuban gerejawi, yang didalamnya ada aneka macam kelompok dan komunitas, tetapi saling bekerjasama dalam ke-anekaragam-an untuk mencapai tujuan yang sama: visi misi paroki, visi misi keuskupan, visi misi Tuhan kita Yesus Kristus, visi misi Allah Bapa sendiri.
Menarik memang, membicarakan sepak bola, nonton sepak bola. Orang saling menjagokan timnya masing-masing, bahkan ada pula yang sudah tertangkap karena berjudi sepak bola. Banyak orang akan menjadi korban pertandingan sepak bola ini. Kalau timnya menang akan bersorak gembira, tapi sebaliknya, kalau tim yang dijagokannya kalah...dunia seakan-akan kiamat, kerja saja menjadi tidak semangat, lha wong makan saja terasa jadi ga enak apalagi kerja.
Ngemeng-ngemeng sepak bola. Sebenarnya ada hal yang sungguh dapat menjadi contoh untuk kita sebagai Gereja yang mengembangkan pola pelayanan sebagai tim kerja, yach...andaikan saja “tim sepak kerja”. Quo vadis, tim-tim kerja dewan paroki? Itulah pertanyaannya. Cuma berandai-andai saja. Bila tim-tim kerja dewan paroki dapat saling berlomba untuk menge-gol-kan program kerja mereka yang telah direncanakan setengah tahun yang lalu, tentu dewan paroki menjadi ajang paling bergengsi dalam kancah keterlibatan hidup menjadi berkat dalam Gereja. Tapi dalam kenyataannya, belum seluruh “tim sepak kerja”, menjadi sebuah tim yang solid untuk memenangkan pertandingan RAPB dan Program Kerja dewan paroki tahun ini.
Tim-tim sepak bola dunia yang amat menarik kita tonton itu, memberikan petunjuk kepada kita, sebagai tim-tim kerja dewan paroki, bagaimana mustinya kita membangun semangat pelayanan sebagai tim kerja. Anggota tim sepak bola itu, yang pada kenyataannya berasal dari berbagai latar belakang kehidupan, berbagai club sepak bola di negaranya masing-masing, berbagai potensi dan keahlian, dan juga berbagai posisi dan peranan, tetapi mampu bekerja sama karena disatukan oleh tujuan yang sama dan jelas –cetakan-cetakan gol- untuk memenangkan pertandingan. Sungguh luar biasa! Sebagai tim, mereka mengesampingkan kepentingan masing-masing, meninggalkan arogansi dan ekslusifitas club di negaranya, dan menyatukan raga, keahlian, tekad dan semangat untuk satu tujuan yang sama dengan tetap memperhatikan aturan bersama yang jadi pegangan utamanya. Luarrr Biasaaaa!!!!
Kembali, cuma berandai-andai saja....mudah-mudahan musim piala dunia ini, menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun sebuah paguyuban gerejawi, yang didalamnya ada aneka macam kelompok dan komunitas, tetapi saling bekerjasama dalam ke-anekaragam-an untuk mencapai tujuan yang sama: visi misi paroki, visi misi keuskupan, visi misi Tuhan kita Yesus Kristus, visi misi Allah Bapa sendiri.
Marilah kita, masing-masing, menjadi anggota tim yang penuh semangat dengan aneka keahlian dan potensi yang kita miliki, untuk kita “sumbangkan”, bukan untuk kita “jual”; untuk kita “bagikan”, bukan untuk kita “kumpulkan dan cuma disimpan” agar tercapai tujuan yang sama itu. Itulah hidup, inilah murid Yesus sejati.
Sudahkah anda melayani dengan tulus dan rendah hati hari ini???? Tidaklah lengkap kalau hari-hari yang kita jalani, tanpa melayani. Berkah Dalem!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar