Hari itu, Si BLACK (SB) sedang termenung sendiri memperhatikan perjalanan hidupnya yang penuh dinamika. Jeng Maria (JM) yang begitu perhatian pada Si BLACK mencoba mencari tahu apa sebabnya.
JM : BLACK, ngopo je kamu itu koq pulang-pulang wajahmu ga ngenakin gitu?
SB : ah, mbuh lah jeng, ga tau neh. Dunia seakan sedang saling bermanuver untuk mendapatkan posisi terbaik untuk kepentingannya. Kayak capres-capres itu.
JM : maksudmu, BLACK. Kamu itu kenapa ta?
SB : gini loh, jeng! Aku ki sedang terkesan dengan sabda Yesus hari ini, aku tidak disebut-Nya hamba, melainkan sahabat. Apa seh maksudnya?
JM : ya maksudnya, kita dijadikan sahabat oleh Tuhan Yesus. Kita tidak menjadi orang suruhan melainkan teman bagi Yesus yang duduk bersama saling curhat dan berbagi kasih serta pengalaman hidup. Gitu, BLACK.
SB : ooo...indahnya, Jeng klo emang gitu. Tapi bagiku persahabatan merupakan suatu luka dalam hidupku, Jeng. Persahabatan yang pernah aku jalani diwarnai oleh pengkhianatan tuch...gimana coba??
JM : oh...maaf, BLACK! Aku tidak tahu klo masa lalumu tidak seindah “persahabatan” yang diharapkan Tuhan Yesus. Emang sih, latar belakang hidup seseorang juga berpengaruh dalam usaha mengenal arti persahabatan tersebut.
SB : betul, Jeng! Tapi ya aku sadar koq, Jeng. Masa lalu menjadi lebih berarti kalo aku tidak melihatnya sebagai sebuah beban yang harus kupikul, melainkan jalan yang membuatku semakin kaya.
JM : lha emangnya, klo boleh tau, persahabatanmu gimana sih, BLACK?
SB : udahlah, Jeng. Aku ga mau mengingat-ingat lagi soal itu.
JM : ya jangan gitu, BLACK. Coba bayangkan, Yesus pun mau bersahabat dengan kita, meskipun kita tahu, Yesus juga pernah dikhianati oleh Yudas Iskariot yang menjual-Nya pada orang Yahudi. Yesuspun juga pernah tidak dianggap oleh salah seorang murid-Nya, petrus bahkan disangkal.
SB : Iya, Jeng. Aku juga tau itu. Persahabatan...yach apa sih arti persahabatan.....”Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu.”
JM : udahlah, BLACK. Yesus memilih bersahabat dengan kita. Itu artinya, bagi Yesus, persahabatan adalah sesuatu yang luhur dan suci bahkan istimewa karena Yesus melakukan itu dan tidak pernah menyesali persahabatan yang Dia bangun dengan murid-murid-Nya bahkan juga kita.
SB : So......??
JM : Ya marilah, BLACK. Kita membangun sebuah persahabatan yang tulus, yang penuh kasih, yang juga menghadirkan Yesus sendiri dalam persahabatan kita...bukan untuk egoisme kita sendiri dan kesenangan kita pribadi. Gitu, BLACK?
SB : iya, Jeng...semoga.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar