Senin, 15 Februari 2010

SURAT GEMBALA PRAPASKAH KAS 2010

SURAT GEMBALA PRAPASKA
13-14 FEBRUARI 2010


Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Rama,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

Sebentar lagi kita memasuki masa Prapaska. Pada masa Prapaska kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat yang benar diwujudkan dalam pilihan hidup yang mengandalkan Tuhan. Orang yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Demikian Nabi Yeremia menghayati Sabda Tuhan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:7). Sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan adalah orang yang terkutuk. Orang-orang yang terberkati diibaratkan pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Membangun sikap tobat yang benar berarti senantiasa menempatkan kekuatan sendiri dalam sumber air sejati, Tuhan yang berbelaskasih.

Masa Prapaska juga merupakan masa yang penuh rahmat. Dengan senantiasa mentautkan diri pada sumber air sejati yakni Tuhan yang berbelas kasih, hidup kita selalu diperbarui. Pembaruan hidup orang beriman digambarkan oleh Nabi Yeremia: “...daunnya tetap hijau, ... tidak kuatir dalam tahun kering dan ... tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:8). Santo Paulus menghayati pembaruan hidup dengan keyakinan yang mendalam akan Kristus yang senantiasa hidup: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.” (1Kor 15:20). Pembaruan hidup yang dikerjakan oleh rahmat Allah membuat hidup kita selalu menghasilkan buah, kendati berada dalam ‘tahun kering’ dan ‘panas terik’.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Tahun kering dan panas terik kehidupan kita sering membuat orang tidak berdaya, putus asa, mudah menyerah, patah semangat, tidak menghasilkan buah kehidupan. Tahun kering dan panas terik kehidupan masyarakat kita saat ini mendambakan tatanan hidup bersama yang menyejahterakan semakin banyak orang, penghormatan terhadap martabat pribadi manusia, pengelolaan lingkungan hidup yang manusiawi. Bacaan Injil hari ini memberikan inspirasi bagi kita untuk ‘tidak berhenti menghasilkan buah’. Tahun kering dan panas terik kehidupan saat ini bukan hambatan bagi orang beriman. Tahun kering dan panas terik kehidupan bukan alasan untuk menangisi keadaan. Tahun kering dan panas terik adalah kesempatan untuk membarui hidup dan menghasilkan buah pertobatan. Kemiskinan membangkitkan semangat untuk berbagi. Kelaparan membangkitkan semangat untuk berbela rasa. Kesedihan dan tangis membangkitan semangat untuk melayani dengan tulus hati. Kebencian dan kejahatan membangkitkan semangat untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

Karena itu, masa Prapaska bukan hanya kegiatan ritual belaka, tetapi gerakan rohani yang diwujudkan dalam aksi. Kita biasa menyebutnya dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Gerakan APP di Keuskupan Agung Semarang sudah berusia 40 tahun. Tema APP tahun ini adalah BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT DAN BERBAGI BERKAT. Aksi Puasa Pembangunan pada tahun 2010 ditempatkan dalam Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang: syukur atas Arah Dasar 2006-2010 yang menumbuhkan habitus baru, syukur atas Keuskupan Agung Semarang yang berulang tahun ke 70 dan syukur atas Tahun Imam yang saat ini diisi dengan gerakan rohani: retret imam dalam hidup sehari-hari. Bacaan Injil Lukas meneguhkan pertobatan kita sebagai bentuk keikutsertaan menghayati solidaritas Kristus yang bersengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan semua orang. Kegiatan-kegiatan selama masa APP mengajak kita untuk semakin menyerupai Kristus. Pembaruan hidup umat beriman menjadi semakin serupa dengan Kristus, hanya akan terjadi kalau dapat melihat Kristus yang bangkit dalam diri saudari-saudara kita yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Pertobatan yang benar dihayati dengan mengandalkan Tuhan yang penuh rahmat sehingga menghasilkan gerakan syukur dan berbagi berkat. Syukur karena mengandalkan Tuhan. Bersama Tuhan yang berbelas kasih itu kita menemukan kesempatan untuk berbagi berkat. Tahun kering dan panas terik tidak memadamkan kebahagiaan kita dalam mewujudkan semangat berbagi berkat. Dalam diri yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela tetap ditemukan pijar-pijar kebahagiaan karena setiap orang dimampukan membangun sikap tobat dengan bersyukur dan berbagi berkat. Buah pertobatan dan habitus baru yang telah mulai tumbuh di Keuskupan Agung Semarang dan pantas diyukuri antara lain: meningkatnya solidaritas antar paroki, solidaritas antar anak sekolah, solidaritas melalui APP, gerakan peduli lingkungan, gerakan peduli pendidikan, gerakan peduli bencana. Masih perlu dirancang aksi yang berkelanjutan untuk mengembangkan semangat berbagi berkat dan habitus baru sekaligus mengisi Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang, misalnya pembentukan Panitia APP di setiap paroki dengan kinerja yang makin efektif.

Akhirnya saya mengucapkan selamat memasuki masa Prapaska. Semoga pembaruan rohani kita sungguh menjadi pengalaman pribadi, keluarga dan komunitas. Semoga usaha-usaha kita untuk membangun gerakan kepedulian baik secara pribadi, keluarga, kelompok dan komunitas mendapat peneguhan dari rahmat Allah. Semoga perayaan 70 tahun Keuskupan Agung Semarang, 40 tahun gerakan APP dan tahun syukur Arah Dasar semakin mengembangkan kita semua dalam semangat berbagi berkat. Saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan seluruh umat dalam membangun dan mengembangkan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing. Salam dan berkat Tuhan bagi para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Rama serta seluruh keluarga, kelompok dan komunitas. Semoga Tuhan memberkati niat-niat baik kita.

Semarang, 2 Februari 2010



Pius Riana Prapdi, Pr
Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar