Jumat, 28 Mei 2010

PELAYANAN KASIH

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu. Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu." [Rm 9:6-15]

Sangat menarik, apa yang diwartakan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaan di Korintus yang kedua. Dalam usahanya untuk mengetuk hati para murid Tuhan Yesus, Ia mengembangkan dan merefleksikan pengalaman "memberi" sebagai pengalaman kasih, yang tidak lain mau menunjukkan bahwa "memberi" itu merupakan perwujudan iman akan Allah yang baik; Allah yang akan mencukupkan segala sesuatu pada si pemberi.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus dengan yakin mengatakan bahwa umat Korintus tidak kalah bermurah hati dengan umat-umat yang lain, yang dengan suka hati memberikan sebagian milik mereka untuk keperluan orang-orang kudus, yaitu murid-murid Tuhan Yesus di daerah lain yang lebih memerlukan bantuan. Paulus meneguhkan jemaat Korintus untuk dengan suka hati memberikan miliknya demi kemajuan iman dan persekutuan umat beriman.

Sikap memberi dengan sukacita merupakan suatu pelayanan kasih yang didasari oleh keyakinan bahwa Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus telah lebih dahulu memberikan diri-Nya untuk manusia, yaitu demi keselamatan dan kebahagiaan manusia. Allahlah yang menyediakan benih untuk ditabur; Dia juga yang akan melipatgandakan benih itu dan menumbuhkannya sehingga umat berkecukupan. Allah sanggup untuk melimpahkan kasih karunia kepada manusia sehingga manusia -sudah sepantasnya- mampu memberi dengan sukacita.

Oleh karena itu, saudara-saudariku, kita semua percaya dan beriman pada Allah yang sama, yaitu Allah yang mahapengasih, Allah yang mahapenyayang, Allah yang bermurahhati, Allah yang senantiasa menghendaki keselamatan manusia. Dengan keyakinan dan kepercayaan itu, dengan iman kepada Allah yang seperti itu, marilah kita saling memberi apa yang kita miliki, supaya kita pun semakin berkecukupan dan Allah pun akan melipatgandakan apa yang kita berikan itu, bukan hanya untuk yang kita beri, tetapi juga lebih-lebih untuk kita sendiri. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga". Sebuah ungkapan apik yang diwartakan Paulus untuk kita semua. Dan tentu di situ ada kebenaran yang hendak diungkapkan Paulus. Saudara-saudari yang dekat dengan dunia pertanian pasti akan mudah untuk memahami kata-kata itu. Apabila kita menabur benih sedikit, ya pastilah kita pun akan menuai sedikit, begitu pula sebaliknya, apabila yang kita tabur itu banyak benihnya, pasti juga yang akan kita tuai juga berkelimpahan. Keyakinan inilah yang dapat membantu kita memaknai "sikap memberi" yang senantiasa hendak kita wujudkan bersama.

Dengan kata lain, Paulus hendak menunjukkan bahwa hidup kita ini, yang merupakan pemberian dari Allah, yang merupakan anugerah, mustinya juga kita alirkan seperti air yang terus mengalir...sehingga membawa kesegaran, kejernihan dan kemurnian. Hidup kita yang senantiasa kita bagikan kepada sesama, juga akan menghasilkan kejernihan, kesegaran dan kehidupan itu sendiri. Sebab, seperti sebuah kolam yang tidak mengalirkan air atau hanya menampung air saja, pastilah kolam itu tidak akan membawa kehidupan bagi ikan-ikan yang ada di dalamnya [bdk laut mati]. Dengan amat jelas Paulus memberi peneguhan kepada kita. Maka marilah, kita dengan suka cita membangun sikap memberi, sikap berbagi kepada sesama agar sungguh hidup kita ini menjadi Kehidupan. HIdup kita yang kita jalani ini menjadi Keselamatan bagi diri kita sendiri dan orang lain, serta seluruh ciptaan.

Sebab, melalui "sikap memberi" inilah, tidak hanya mencukupkan keperluan orang-orang kudus, melainkan juga menghasilkan ucapan syukur kepada Allah. Tuhan Memberkati!! Berkah Dalem!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar