Berkah Dalem!
Ibu-bapak, saudara-saudari, orang muda, remaja dan anak-anak yang dikasihi Ibu Maria. Devosi istimewa Pitulungan Maria ini mengungkapkan syukur kita akan Santa Maria, yang menjadi pelindung dan penuntun kita sebagai Gereja. Bersama Maria, kita berarak menuju Sang Puteranya. Kita bagaikan anak-anak, yang ditunjukkan oleh Sang Ibu, dan dibimbingnya berjalan agar sampai kepada Kristus. Melalui Ibu Maria, kita diperkenalkan, disatukan dengan Yesus –per Mariam ad Jesum-. Sungguh kita bersyukur karena Ibu Maria menjadi pelindung dan pamomong jiwa dan hidup kita. Ibu Maria menjadi pitulungan kita agar menyatu dengan Yesus. Teladan hidupnya menjadi inspirasi dan pepadhang bagaimana kita semestinya membangun hidup yang selaras dengan kehendak Allah di dalam melayani Sang Sabda, yaitu Yesus. Di sinilah “Pitulungan Maria” menjadi nyata.
Pitulungan Maria, dalam arti harafiah (jw) adalah pertolongan Ibu Maria. Dalam arti yang lain, atau tafsir bebas, juga berarti pitu + lunga(n) Maria, yaitu tujuh peristiwa Maria pergi. Dalam Kitab Suci, kurang lebih ada tujuh peristiwa iman dimana Maria pergi meninggalkan Nazaret.
Buku ini akan menjadi buku pegangan kita mempersiapkan diri secara rohani menyambut pesta pelindung Ibu kita selama kunjugan patung Maria. Tujuannya adalah supaya kita semakin mengenal Ibu Maria dan sekaligus, kita pun bersyukur atas pertolongan -pitulungan- Ibu Maria untuk semakin mengenal Puteranya sehingga iman kita semakin mendalam dan mengakar kuat. Iman yang mendalam inilah yang menjadi dasar utama visi Gereja kita. Dengan iman itu, kita dapat mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan, melalui dinamika pastoral yang melibatkan, memberdayakan dan mengembangkan seluruh umat beriman, dalam bimbingan Roh Kudus dan teladan Santa Maria.
Pitulungan pertama: diadakan pada minggu pertama kunjungan Maria; pitulungan kedua: diadakan pada minggu kedua kunjungan Maria; pitulungan ketiga: diadakan pada minggu ketiga kunjungan Maria; pitulungan keempat: diadakan pada minggu keempat kunjungan Maria; pertemuan kelima: diadakan pada minggu kelima kunjungan Maria; pitulungan keenam: diadakan pada minggu keenam kunjungan Maria; dan pitulungan ketujuh diadakan pada minggu ketujuh yaitu minggu setelah kunjungan patung Maria berakhir.
PITULUNGAN PERTAMA
“Maria menyertai suaminya pergi ke Kota Daud”
Dengan teladan santa Maria dan bimbingan Roh Kudus, kita mewujudkan visi Gereja kita agar semakin mampu untuk terlibat bagi dunia dan menjadi berkat.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Yesus datang ke dunia membawa visi dari Allah yaitu Kerajaan Allah hadir di dunia. Kerajaan Allah itu terwujud dalam karya keselamatan. Visi tersebut Ia laksanakan dengan menjadi kabar baik bagi semua orang terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dengan ketaatan total kepada Allah, seluruh hidup Yesus menjadi perwujudan visi keselamatan Allah bagi dunia, yang berpuncak pada sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk 2:49)
Rumusan visi Gereja kita adalah sebagai berikut:
“Umat Allah Paroki Santa Maria Kartasura, dengan bimbingan Roh Kudus dan teladan Santa Maria, bertekad mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan berdasarkan iman yang mendalam dengan melibatkan seluruh umat dalam dinamika pastoral yang hidup, mengembangkan serta memberdayakan sehingga terwujud umat Allah yang mandiri, mengutamakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel serta memiliki kepedulian terhadap keutuhan ciptaan.”
Dengan rumusan visi tersebut, dengan jelas ditegaskan bahwa keadaan Gereja yang hendak dicapai adalah “TERWUJUDNYA KERAJAAN ALLAH YANG MEMERDEKAKAN”. Kerajaan Allah yang memerdekakan itu berbuah dalam (1) umat yang mandiri; (2) umat yang peduli terhadap yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel; dan umat yang peduli terhadap keutuhan ciptaan. Kemandirian dan kepedulian umat terhadap KLMTD serta keutuhan ciptaan didasarkan pada iman yang mendalam. Cara yang ditempuh untuk tercapainya visi tersebut adalah dengan melibatkan, mengembangkan dan memberdayakan seluruh umat beriman dalam dinamika pastoral yang hidup. Dinamika pastoral yang hidup berarti bahwa pelayanan-pelayanan atau kegiatan Gereja dilakukan dengan dinamika tertentu artinya mengarah dan mendasarkan diri pada visi dan misi Paroki.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman yang terarah pada visi Gereja kita:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa mahakuasa, Engkau mengutus Putera-Mu datang ke dunia untuk mewujudkan visi keselamatan bagi dunia. Bimbinglah kami agar kami menyadari bahwa Putera-Mu telah menunjukkan kepada kami, bagaimana mewujudkan visi tersebut agar tercapai dan membuahkan rahmat yang begitu melimpah. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami, yang telah melaksanakan visi keselamatan-Mu itu bagi kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Kitab Suci: Luk 2: 41 – 52
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
P Demikianlah Injil tuhan
U Terpujilah Kristus.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apakah yang dialami Maria dalam kisah Lukas tersebut?
2. Apa yang dilakukan Maria berhadapan dengan situasi tersebut? Lalu bagaimana tanggapan Yesus? Bagaimana sikap Maria ketika mendengar jawaban Yesus?
3. Keprihatinan-keprihatinan apa sajakah yang ada di lingkungan dan menjadi penghalang dalam mewujudkan VISI Gereja kita?
4. Usaha-usaha konkrit apa yang telah dilakukan untuk menanggapi penghalang tersebut?
5. Sikap-sikap apa sajakah yang diperlukan dan harus dikembangkan oleh umat untuk mendukung tercapainya VISI tersebut?
6. Apa yang dapat diteladan dari sikap Santa Maria?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah yang maharahim, sungguh besar karya-Mu bagi kami. Engkau rela mengurbankan Putera-Mu menjadi tebusan bagi dosa-dosa kami sehingga kami layak menjadi anak-anak-Mu. Semoga seluruh hidup Yesus menjadi semangat bagi kami untuk mewujudkan visi Gereja kami, dan teladan Santa Maria menjadi inspirasi hidup dan pelayanan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEDUA
“Maria mengungsi ke Mesir bersama suami dan Anaknya”
Bersama Maria, beralih dari Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai Komunio.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Misi pertama untuk mewujudkan visi Gereja kita dirumuskan sebagai berikut: “Mengubah pola pikir dan pola kerja dari Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai komunio”. Misi ini memiliki tujuan untuk membangun habitus baru dalam cara berpikir dan cara bekerja di dalam Gereja. Cara lama Gereja adalah top-down atau bottom-up, dimana kekuasaan memegang peranan menonjol. Dalam cara Gereja ini, tidak ada yang namanya partisipasi yang kreatif. Semua kegiatan bergantung pada penguasa atau orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi. Umat pun sekedar ikut, manut, dan akhirnya bersifat statis “itu-itu saja”.
Cara baru yang ditumbuhkan adalah cara berpikir dan bekerja sebagai Gereja komunio dimana seluruh umat mendapatkan tempat dan kesempatan untuk terlibat secara kreatif berbagi iman, demi tercapainya tujuan bersama. Ciri khusus Gereja sebagai komunio dapat bercermin dari kelompok murid pertama (Kis 2:41-47), dimana masing-masing tiap anggota saling bertekun, sehati sejiwa dan segala kepunyaan menjadi milik bersama. Ciri kebersamaan, duduk bersama, saling berbagi, sehati sejiwa menjadi tanda Gereja sebagai komunio. Masing-masing anggota merasa menjadi bagian dari komunio, yang dipanggil untuk mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam kebersamaan sebagai Gereja.
Oleh karena itu, sungguh penting bahwa cara berpikir dan cara bekerja lama perlu diubah supaya Gereja komunio dapat mewujud dalam kehidupan. Cara berpikir Gereja sebagai persekutuan atau komunitas yang berziarah bersama menuju kepada Allah perlu diresapkan dalam pikiran dan hati setiap umat beriman agar menggerakkan cara bersikap kita dalam keterlibatan Gereja komunio.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa maha pengasih, Engkau memanggil kami untuk menjadi warga Kerajaan-Mu, menjadi satu bangsa umat manusia seperti dahulu Engkau memanggil umat Israel menjadi satu bangsa pilihan. Bimbinglah kami, Gereja-Mu, agar semakin mampu mengembangkan Gereja sebagai persekutuan hidup orang-orang yang percaya kepada-Mu. Ajarilah kami agar semakin terlibat aktif satu sama lain, tidak saling menunggu melainkan berlomba-lomba untuk terlibat berbagi berkat. Semoga kami berani meninggalkan semangat Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai komunio. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Mat 2: 13 – 23
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apakah yang dihadapi oleh keluarga Maria?
2. Bagaimanakah keluarga Maria mengambil sikap terhadap situasi tersebut?
3. Situasi apa sajakah yang ancaman dan kelemahan bagi tumbuh dan berkembangnya komunio (persekutuan umat) di lingkungan?
4. Bagaimana ancaman-ancaman itu diatasi? Potensi dan peluang apa sajakah yang sebenarnya dimiliki oleh lingkungan?
5. Apa teladan Maria yang bisa diterapkan dalam membagun persekutuan hidup umat?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa maha pengasih, Engkau datang bukan untuk dilayani melainkan melayani. Bimbinglah kami untuk lebih mampu melayani daripada minta dilayani dalam membangun persekutuan yang hidup. Semoga kami berani untuk mengurangi segala penghalang yang akan menghambat kami dalam mewujudkan komunio Gereja-Mu dan mengarahkan diri untuk membangun komunio seperti yang telah diteladankan oleh murid-murid pertama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KETIGA
“Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya”
Dengan kunjungan Maria, marilah kita tingkatkan peran-peran umat beriman di tingkat lingkungan, wilayah dan paroki.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Gereja lingkungan di Paroki kita ini sudah ada bersama berdirinya Paroki ini tahun 1971. Dalam perjalanan waktu, lingkungan-lingkungan terus bertambah. Sampai sekarang Paroki kita terdiri dari 41 lingkungan. Misi kedua untuk mewujudkan Visi Gereja kita, berkaitan dengan bagaimana pamong-pamong umat berperan dalam hidup Gereja. Misi kedua dirumuskan sebagai berikut: “Memfungsikan dan mengoptimalkan peran pengurus-pengurus umat di tingkat paroki dan tingkat lingkungan.” Tujuan dari misi ini adalah bahwa pengurus-pengurus umat menjadi penggerak yang efektif dalam dinamika hidup menggereja.
Pada tahun 2007, mulai diaktifkan kepengurusan tingkat lingkungan dengan diadakannya misa-misa lingkungan, yang selama ini terabaikan. Dengan adanya misa-misa di tingkat lingkungan, harapannya kepengurusan dan dinamika hidup dan pastoral Gereja lingkungan juga bertumbuh dan berkembang. Begitu pula, misa-misa wilayah, tetap diselenggarakan untuk mendukung dinamika hidup Gereja wilayah. Pertemuan-pertemuan pamong lingkungan dan wilayah juga tetap mendapatkan kesempatan, meskipun dalam kurun tiga tahun ini, belum cukup efektif dan teratur. Berbagai macam dinamika pastoral paroki juga memberi kesempatan pada pamong-pamong lingkungan dan wilayah untuk terlibat aktif mengembangkan komunio Gereja. Kunjungan-kunjungan umat, digalakkan sejak tahun 2008 dan sebagian lingkungan sudah mendapatkan kunjungan dari Dewan Paroki. Usaha-usaha tersebut merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan peran-peran seluruh umat untuk terlibat dalam membangun Gereja sebagai persekutuan hidup.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun keterlibatan seluruh umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang maha pemurah, kami bersyukur karena Engkau sungguh baik kepada kami. Engkau memanggil kami untuk menjadi garam dan terang bagi dunia. Bimbinglah kami, khususnya para pengurus umat di Paroki Santa Maria Kartasura, agar semakin mampu untuk berperan dalam berbagai macam kesempatan hidup gerejawi, untuk berbagi berkat satu dengan yang lain di antara sesama umat beriman, maupun masyarakat di sekitar kami serta juga untuk alam ciptaan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Sabda Tuhan: Luk 1: 39 – 56
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan ember salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan oleh Maria, ketika mendengar bahwa Elisabeth, saudarinya mengandung pada usia tuanya? Apa yang terjadi ketika Maria dan Elisabet bertemu?
2. Apakah di lingkungan, ada program kunjungan antar umat? Apa sajakah hambatan yang ada?
3. Hal-hal apa sajakah yang kerap menjadi bahan pembicaraan ketika antar umat saling bertemu?
4. Apakah teladan Maria yang mengunjungi Elisabeth, dapat dilakukan oleh antar umat di lingkungan? Apakah akan menjadi program lingkungan? Kalau iya, kapan mau diadakan?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa yang maha pengasih, Maria, Bunda Putera-Mu telah memberi teladan dalam membangun paguyuban yang hidup, yang saling meneguhkan dalam kehadiran Puteramu yang menyelamatkan. Semoga kami mampu untuk saling meneguhkan satu sama lain dalam kegembiraan karena Kristus; dan bersama dengan pengurus lingkungan mengembangkan pelayanan yang semakin bermakna dalam kehidupan Gereja-Mu maupun di tengah-tengah masyarakat. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEEMPAT
“Maria mengunjungi Yesus yang sedang berkarya”
Bersama Maria, mari kita mengubah pola pelayanan yang individual menuju pola pelayanan kerjasama sebagai tim kerja.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Pelayanan merupakan salah satu keutamaan yang menjadikan Gereja semakin hidup dan mengungkapkan semangat pengabdian kepada Allah. Santa Maria telah menunjukkan kepada kita bagaimana semangat dan ungkapan sebagai “hamba” Allah dinyatakan ketika menerima kabar dari malaikat Gabriel. Tanggapan Maria merupakan sambutan yang penuh kegembiraan akan tugas yang harus ia emban dari Allah, meskipun tugas itu berat. "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Begitu pula Yesus, Sang Sabda yang diutus ke dunia menjadi manusia, juga menunjukkan ketaatan total kepada Allah di dalam mengemban tugas-Nya bagi dunia. Di dalam ketaatan itu, Yesus menunjukkan bagaimana Ia melaksanakan tugas itu. Tugas yang berat namun dapat Ia tanggung karena Ia mampu untuk mengelola tugas yang diemban-Nya dengan baik. Yesus membangun strategi pewartaan Kerajaan Allah dengan melibatkan orang banyak dalam tugas-Nya. Ia memilih orang-orang tertentu yaitu dua belas rasul menjadi teamwork yang menyertai Dia dalam mewujudkan tugas perutusan Allah bagi dunia. Dua belas rasul menjadi tim kerja, yang diajar, dilatih, dan dipanggil untuk “mari dan lihatlah”. Artinya, di dalam kebersamaan hidup dengan Yesus: dengan makan bersama, berdoa bersama, sering bertemu di antara mereka, Yesus menyiapkan para rasul menjadi pribadi-pribadi yang siap diutus dan terlibat mencapai Visi-Nya.
Misi Paroki Santa Maria yang ketiga dirumuskan sebagai berikut: Mengubah pola pelayanan individual menjadi pola pelayanan kerjasama sebagai tim kerja. Dengan misi ini, Paroki kita hendak meneladan keutamaan Maria sebagai hamba dan sekaligus meneladan pola pelayanan Yesus yang melibatkan banyak orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan melibatkan dan memberi kesempatan orang lain untuk terlibat, tujuan yang hendak dicapai menjadi lebih mudah dan ringan. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, kita berkumpul untuk merenungkan sabda Tuhan dan menggali keutamaan itu agar semakin terwujud dalam kehidupan pelayanan kita sebagai Gereja baik di tingkat lingkungan, wilayah dan tingkat paroki agar pelayanan yang kita lakukan sungguh mengungkapkan iman yang mendalam karena senantiasa disemangati oleh Maria dan bersumber dari Yesus sendiri.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun pelayanan dan kerjasama:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah memilih Maria menjadi hamba yang setia untuk melayani Sang Sabda hadir dan menjadi Juruselamat dunia. Hantarlah kami, umat-Mu yang berlindung kepadanya, untuk mewujudkan semangat pelayanan yang penuh pengabdian di dalam Gereja dan di tengah-tengah masyarakat agar kami pun semakin mampu meneladan keutamaannya. Bantulah kami, agar pola pelayanan yang telah dinyatakan oleh Putera-Mu, tumbuh subur dalam pola pelayanan kami, yaitu mengembangkan pola pelayanan yang semakin memperlihatkan kerjasama sebagai tim-tim kerja seperti keduabelas rasul dalam mewujudkan visi Paroki kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Sabda Tuhan: Mat 12: 46 – 50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan Maria dalam kisah bacaan injil Mat 12: 46-50 ini?
2. Bagaimana jawaban Yesus ketika ada yang mengatakan bahwa ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya datang?
3. Apakah di lingkungan anda, pola kerjasama antar umat lingkungan telah terjalin dengan baik? Hal-hal apa saja yang mendukung kerjasama? Hal-hal apa saja yang menjadi penghambat terjadinya kerjasama antar umat? Sebutkan!!
4. Apa yang dapat menjadi teladan bagi pelayanan kita sebagai Gereja dari Santa Maria, yang dapat kita gali supaya pola pelayanan kerjasama dalam tim-tim kerja semakin tumbuh subur dalam diri kita?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa yang mulia, kami bersyukur karena semangat pelayanan yang senantiasa Engkau tumbuhkan dalam Gereja-Mu mulai dari para rasul Kristus, sampai dengan hari ini. Banyak umat-Mu telah menunjukkan semangat pelayanan yang total kepada Gereja-Mu dan bahkan berani mengurbankan diri demi terlaksananya sabda-Mu dalam diri mereka. Bimbinglah kami, umat-Mu ini agar keutamaan-keutamaan yang telah kami temukan bersama, dapat kami wujudkan dalam kehidupan bersama untuk semakin memperdalam iman dan pelayanan kami bagi Gereja-Mu dan lingkungan dimana kami Engkau utus. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KELIMA
“Maria, Bunda Penolong dalam Pesta Perkawinan di Kana”
Bersama Bunda Maria, Bunda penolong, kita membantu, mengembangkan dan memberdayakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel merupakan kelompok masyarakat yang menjadi subyek utama kepedulian dan pelayanan Gereja yang hidup dan yang terlibat mewujudkan Kerajaan Allah. Yesus sendiri dalam karya-Nya telah menunjukkan belarasa yang nyata kepada kaum ini, dengan sapaan, dengan mukjijat dan dengan pewartaan kabar gembira sehingga kaum ini mengalami daya hidup dan kepercayaan kepada Allah.
Kita sebagai Gereja dipanggil pula untuk mewujudkan belarasa Yesus tersebut dalam kepedulian kita terhadap kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel, yang ada di sekitar kita. Kepada merekalah, Gereja berkarya, seperti Yesus. Oleh karena itu, misi keempat yang dikembangkan dalam paroki kita adalah: Membantu, mengembangkan dan memberdayakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Santa Maria, bunda pelindung kita juga dengan sempurna menunjukkan belarasa kepada mereka yang membutuhkan pertolongan Allah. Bunda Maria bahkan menjadi bunda penolong, yang menjadi tempat di saat-saat kita membutuhkan pertolongan Allah. Gereja dipanggil pula menjadi penolong yang aktif bagi orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan, orang-orang yang berada dalam sakrat maut, orang-orang yang sedang berada dalam situasi ambang batas atau situasi kritis kehidupannya.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam berbagi berkat kepada sesama:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa, sumber segala pertolongan. Kami bersyukur karena Engkau telah menolong dan membebaskan kami dari belenggu dosa dan maut. Melalui Yesus Kristus yang rela dan taat dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Engkau menolong kami. Bantulah kami supaya kami berani berkurban demi mewujudkan pertolongan-Mu kepada sesama yang membutuhkan, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Kitab Suci : Yoh 2: 1 – 11
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
P Demikianlah Injil tuhan
U Terpujilah Kristus.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apa yang sedang dihadapi oleh Maria dalam kisah injil tersebut? Apa yang dilakukan Maria dalam menghadapi situasi tersebut?
2. Dalam hidup menggereja di lingkungan, adakah orang-orang yang membutuhkan pertolongan?
3. Apakah umat lingkungan sudah membangun gerakan kepedulian terhadap kaum yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel? Dalam bentuk apa gerakan tersebut?
4. Keutamaan apa yang dimiliki oleh Maria, yang harus kita kembangkan bersama dalam diri dan kehidupan kita jaman ini?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa Maha Belaskasih, kami bersyukur karena Engkau mendorong kami untuk ambil bagian dalam karya belaskasih-Mu bagi sesama. Bimbinglah dan kuatkanlah kami, agar kami mampu untuk mewujudkan belaskasih-Mu dalam perbuatan-perbuatan konkrit yang disemangati kemurahan hati dengan memberikan pertolongan dan kepedulian kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel dan menyisihkan harta milik kami untuk mereka. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEENAM
“Maria Mengikuti Yesus menuju puncak Golgota”
Bersama Maria, Ibu Gereja, kita kembangkan keterlibatan seluruh umat terutama anak-anak, remaja dan kaum muda untuk membangun gerakan cinta lingkungan hidup.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Ketika Yesus menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini, Ia melihat ibunya dekat murid yang dikasihi-Nya, berkatalah Ia kepada Ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!”. Yesus menyerahkan murid yang dikasihi-Nya kepada Maria. Yesus juga mengutus Maria untuk menerima murid yang dikasihi-Nya dalam kasih keibuannya.
Maria adalah Ibu Gereja. Di dalam diri Maria, Gereja mengalami diri sebagai “anak” yaitu murid Yesus yang dikasihi dengan kasih keibuan yang tanpa batas. Kasih keibuan yang senantiasa diberikan kepada kita dalam peziarahan hidup di dunia ini. Kasih keibuan yang senantiasa membawa Maria selalu dekat dengan kita, menjadi sahabat dan ibu yang siap sedia mendengarkan permohonan dan seruan kita. Kasih keibuan Maria yang senantiasa menghantarkan doa-doa kita kepada Allah.
Di dalam kasih keibuan Maria inilah, kita pun dipanggil untuk tidak hanya menikmati kasih Maria, melainkan juga mewujudkan kasih itu di dalam melibatkan diri dan melibatkan orang lain dalam kehidupan ini. Misi keempat Paroki kita adalah: Mengembangkan keterlibatan seluruh umat, terutama anak-anak, remaja, dan kaum muda untuk membangun gerakan cinta lingkungan hidup. Dengan semangat kasih keibuan Maria yang membawanya turut serta dalam sengsara Yesus, yang juga membawa Maria untuk menyertai kita dalam hidup di dunia, kita dipanggil untuk menyertai masyarakat dan alam semesta ini dalam kegembiraan dan harapan, dalam kecemasan dan kedukaan. Kita diajak untuk terlibat berbagi berkat bersama seluruh umat baik anak-anak, remaja, kaum muda dan orangtua.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang mahakasih, kami mempersembahkan syukur oleh karena penyertaan-Mu dalam hidup kami di dunia ini. Dalam kasih-Mu, kami bertumbuh dan berkembang dalam iman, harapan dan kasih. Bimbinglah kami supaya kami semakin menyadari betapa agung kasih yang telah diserahkan Yesus, Putera-Mu kepada kami demi keselamatan dunia. Semoga, bersama dengan Maria yang setia, ibu yang penuh kasih, kami semakin mampu melibatkan seluruh umat khususnya dalam menjaga keselamatan dunia ini, kelestarian alam ciptaan-Mu yang indah. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Yoh 19: 23 – 40
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia –supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci-: “Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan oleh Maria dalam kisah Yoh 19: 23 – 40? Apa tanggapan Yesus ketika melihat Maria?
2. Apa yang dilakukan murid yang dikasihi-Nya terhadap Maria?
3. Bagaimana pengurus lingkungan membangun keterlibatan anak-anak, remaja, kaum muda dalam kegiatan lingkungan?
4. Apakah ada hambatan atau kendala, apa saja?
5. Apakah ada gerakan-gerakan bersama seluruh umat lingkungan khususnya, dan bersama masyarakat pada umumnya untuk membangun gerakan peduli lingkungan hidup? Dalam bentuk apa?
6. Dalam kisah ini, apa teladan Maria bagi kita?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup
Allah Bapa Pencipta, Engkau mengadakan dunia ini dengan segala keindahannya. Engkau menciptakan alam semesta demi kehidupan manusia dan untuk dikuasai manusia. Bantulah kami untuk dapat secara bijaksana menguasainya, lebih-lebih untuk melestarikan dan menyelamatkannya dari kerusakan dan kehancuran, serta dari tangan-tangan tidak bertanggungjawab. Demi karya penyelamatan-Mu dalam diri Yesus, kini dan sepanjang masa. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KETUJUH
“Maria tinggal bersama para murid di Yerusalem,
menantikan kegenapan janji Kristus”
Berkat teladan Maria dan bimbingan Roh Kudus, kita tingkatkan kualitas dan kualitas pelayanan atas dasar pelayanan yang rendah hati dan murah hati.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Maria menjadi teladan nyata dalam pelayanan. Maria dengan sempurna melayani Sang Sabda seturut kehendak Allah, seperti yang menjadi semangat dasar Maria dalam menanggapi tugas perutusan yang diberikan Allah kepadanya: spiritualitas hamba Allah. Dalam semangat dasar inilah Maria menumbuhkan dalam dirinya pelayanan akan sabda Allah secara nyata supaya Sabda itu menjelma, menjadi manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Sabda itu merendahkan dirinya dengan taat sampai mati, mati di kayu salib.
Buah dari pelayanan Maria nampak nyata dalam diri Sang Sabda yang menjelma, yaitu Yesus Kristus. Yesus menunjukkan pelayanan total kepada Allah dengan merendahkan diri, serendah-rendahnya dalam ketaatan kepada Allah. Keutamaan ini, tentu saja tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi ditanamkan oleh Maria kepada Yesus bayi, Yesus kecil, Yesus remaja dan sampai saatnya siap untuk melaksanakan tugas perutusan Allah. Di dalam Yesus, kita semakin menyadari, bahwa Maria memiliki semangat pelayanan yang begitu sempurna untuk menjadi teladan kita.
Dalam misi yang terakhir Paroki kita, yang hendak kita kembangkan adalah: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan atas dasar pelayanan yang rendah hati dan murah hati. Sebagai umat paroki, kita menyadari bahwa pelayanan yang sudah bertumbuh dan berkembang selama ini pantas untuk kita syukuri. Banyak umat dengan kerelaan dan keikhlasannya ikut ambil bagian dalam pelayanan-pelayanan Gereja. Hal ini dapat kita rasakan di dalam pelayanan liturgi dengan berkembangnya kor lingkungan, misa lingkungan, petugas prodiakon, lektor, pemazmur, misdinar, dan lain sebagainya. Pelayanan-pelayanan di luar liturgi juga berkembang seperti poliklinik, pelayanan sakramental untuk umat: ada banyak orang yang rela untuk terlibat mempersiapkan mereka yang akan menerima baptis, komuni pertama, krisma, perkawinan dan lain sebagainya, juga dalam kepedulian terhadap KLMTD maupun kelestarian lingkungan, melalui kegiatan-kegiatan sederhana, mengolah sampah secara bijaksana misalnya. Semuanya itu menunjukkan bahwa banyak umat kita yang telah melayani dengan rendah hati dan murah hati.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun sikap pelayanan yang rendah hati dan murah hati:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (didoakan bersama)
Allah Bapa sumber kerendahan hati, kami bersyukur karena Engkau berkenan untuk menyelamatkan dan membebaskan kami dari belenggu dosa dan maut melalui Yesus, Putera-Mu yang merendahkan diri-Nya dalam ketaatan di kayu salib. Salib lambang cintakasih telah menjadi tanda kemenangan bagi kami. Kemenangan atas maut dan kematian dan anugerah keselamatan bagi kami. Bimbinglah kami supaya kami semakin berani memanggul salib terutama dengan mewujudkan pelayanan kepada sesama dengan rendah hati dan murah hati. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Kis 1: 4 - 14
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan Maria bersama dengan murid-murid Yesus dalam kisah tersebut?
2. Apakah peran Roh Kudus dalam kehidupan Gereja Perdana?
3. Apakah semangat kerendahan hati dan kemurahan hati telah tumbuh di antara umat lingkungan? Apa wujudnya, sebutkan!
4. Berapa persenkah dari seluruh umat lingkungan, kalau dikira-kira, umat yang telah menunjukkan kerendahan hati dan kemurahan hati dalam pelayanan
5. Bagaimana Maria menampakkan semangat kerendahan hati dan kemurahan hati, yang anda tangkap dari seluruh kisah Maria dalam kitab suci?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup
Allah Bapa yang maha pemurah, Engkau menyediakan segala sesuatu, seluruh alam semesta ini, demi kebahagiaan kami. Bimbinglah kami untuk semakin menyadari betapa murah hatinya Engkau terhadap kami. Semoga kami semakin menjadi anak-anak-Mu yang rendah hati dan penuh kemurahan hati terlebih dalam pelayanan kepada sesama dan seluruh alam ciptaan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
Ibu-bapak, saudara-saudari, orang muda, remaja dan anak-anak yang dikasihi Ibu Maria. Devosi istimewa Pitulungan Maria ini mengungkapkan syukur kita akan Santa Maria, yang menjadi pelindung dan penuntun kita sebagai Gereja. Bersama Maria, kita berarak menuju Sang Puteranya. Kita bagaikan anak-anak, yang ditunjukkan oleh Sang Ibu, dan dibimbingnya berjalan agar sampai kepada Kristus. Melalui Ibu Maria, kita diperkenalkan, disatukan dengan Yesus –per Mariam ad Jesum-. Sungguh kita bersyukur karena Ibu Maria menjadi pelindung dan pamomong jiwa dan hidup kita. Ibu Maria menjadi pitulungan kita agar menyatu dengan Yesus. Teladan hidupnya menjadi inspirasi dan pepadhang bagaimana kita semestinya membangun hidup yang selaras dengan kehendak Allah di dalam melayani Sang Sabda, yaitu Yesus. Di sinilah “Pitulungan Maria” menjadi nyata.
Pitulungan Maria, dalam arti harafiah (jw) adalah pertolongan Ibu Maria. Dalam arti yang lain, atau tafsir bebas, juga berarti pitu + lunga(n) Maria, yaitu tujuh peristiwa Maria pergi. Dalam Kitab Suci, kurang lebih ada tujuh peristiwa iman dimana Maria pergi meninggalkan Nazaret.
Buku ini akan menjadi buku pegangan kita mempersiapkan diri secara rohani menyambut pesta pelindung Ibu kita selama kunjugan patung Maria. Tujuannya adalah supaya kita semakin mengenal Ibu Maria dan sekaligus, kita pun bersyukur atas pertolongan -pitulungan- Ibu Maria untuk semakin mengenal Puteranya sehingga iman kita semakin mendalam dan mengakar kuat. Iman yang mendalam inilah yang menjadi dasar utama visi Gereja kita. Dengan iman itu, kita dapat mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan, melalui dinamika pastoral yang melibatkan, memberdayakan dan mengembangkan seluruh umat beriman, dalam bimbingan Roh Kudus dan teladan Santa Maria.
Pitulungan pertama: diadakan pada minggu pertama kunjungan Maria; pitulungan kedua: diadakan pada minggu kedua kunjungan Maria; pitulungan ketiga: diadakan pada minggu ketiga kunjungan Maria; pitulungan keempat: diadakan pada minggu keempat kunjungan Maria; pertemuan kelima: diadakan pada minggu kelima kunjungan Maria; pitulungan keenam: diadakan pada minggu keenam kunjungan Maria; dan pitulungan ketujuh diadakan pada minggu ketujuh yaitu minggu setelah kunjungan patung Maria berakhir.
PITULUNGAN PERTAMA
“Maria menyertai suaminya pergi ke Kota Daud”
Dengan teladan santa Maria dan bimbingan Roh Kudus, kita mewujudkan visi Gereja kita agar semakin mampu untuk terlibat bagi dunia dan menjadi berkat.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Yesus datang ke dunia membawa visi dari Allah yaitu Kerajaan Allah hadir di dunia. Kerajaan Allah itu terwujud dalam karya keselamatan. Visi tersebut Ia laksanakan dengan menjadi kabar baik bagi semua orang terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dengan ketaatan total kepada Allah, seluruh hidup Yesus menjadi perwujudan visi keselamatan Allah bagi dunia, yang berpuncak pada sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk 2:49)
Rumusan visi Gereja kita adalah sebagai berikut:
“Umat Allah Paroki Santa Maria Kartasura, dengan bimbingan Roh Kudus dan teladan Santa Maria, bertekad mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan berdasarkan iman yang mendalam dengan melibatkan seluruh umat dalam dinamika pastoral yang hidup, mengembangkan serta memberdayakan sehingga terwujud umat Allah yang mandiri, mengutamakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel serta memiliki kepedulian terhadap keutuhan ciptaan.”
Dengan rumusan visi tersebut, dengan jelas ditegaskan bahwa keadaan Gereja yang hendak dicapai adalah “TERWUJUDNYA KERAJAAN ALLAH YANG MEMERDEKAKAN”. Kerajaan Allah yang memerdekakan itu berbuah dalam (1) umat yang mandiri; (2) umat yang peduli terhadap yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel; dan umat yang peduli terhadap keutuhan ciptaan. Kemandirian dan kepedulian umat terhadap KLMTD serta keutuhan ciptaan didasarkan pada iman yang mendalam. Cara yang ditempuh untuk tercapainya visi tersebut adalah dengan melibatkan, mengembangkan dan memberdayakan seluruh umat beriman dalam dinamika pastoral yang hidup. Dinamika pastoral yang hidup berarti bahwa pelayanan-pelayanan atau kegiatan Gereja dilakukan dengan dinamika tertentu artinya mengarah dan mendasarkan diri pada visi dan misi Paroki.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman yang terarah pada visi Gereja kita:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa mahakuasa, Engkau mengutus Putera-Mu datang ke dunia untuk mewujudkan visi keselamatan bagi dunia. Bimbinglah kami agar kami menyadari bahwa Putera-Mu telah menunjukkan kepada kami, bagaimana mewujudkan visi tersebut agar tercapai dan membuahkan rahmat yang begitu melimpah. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami, yang telah melaksanakan visi keselamatan-Mu itu bagi kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Kitab Suci: Luk 2: 41 – 52
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
P Demikianlah Injil tuhan
U Terpujilah Kristus.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apakah yang dialami Maria dalam kisah Lukas tersebut?
2. Apa yang dilakukan Maria berhadapan dengan situasi tersebut? Lalu bagaimana tanggapan Yesus? Bagaimana sikap Maria ketika mendengar jawaban Yesus?
3. Keprihatinan-keprihatinan apa sajakah yang ada di lingkungan dan menjadi penghalang dalam mewujudkan VISI Gereja kita?
4. Usaha-usaha konkrit apa yang telah dilakukan untuk menanggapi penghalang tersebut?
5. Sikap-sikap apa sajakah yang diperlukan dan harus dikembangkan oleh umat untuk mendukung tercapainya VISI tersebut?
6. Apa yang dapat diteladan dari sikap Santa Maria?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah yang maharahim, sungguh besar karya-Mu bagi kami. Engkau rela mengurbankan Putera-Mu menjadi tebusan bagi dosa-dosa kami sehingga kami layak menjadi anak-anak-Mu. Semoga seluruh hidup Yesus menjadi semangat bagi kami untuk mewujudkan visi Gereja kami, dan teladan Santa Maria menjadi inspirasi hidup dan pelayanan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEDUA
“Maria mengungsi ke Mesir bersama suami dan Anaknya”
Bersama Maria, beralih dari Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai Komunio.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Misi pertama untuk mewujudkan visi Gereja kita dirumuskan sebagai berikut: “Mengubah pola pikir dan pola kerja dari Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai komunio”. Misi ini memiliki tujuan untuk membangun habitus baru dalam cara berpikir dan cara bekerja di dalam Gereja. Cara lama Gereja adalah top-down atau bottom-up, dimana kekuasaan memegang peranan menonjol. Dalam cara Gereja ini, tidak ada yang namanya partisipasi yang kreatif. Semua kegiatan bergantung pada penguasa atau orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi. Umat pun sekedar ikut, manut, dan akhirnya bersifat statis “itu-itu saja”.
Cara baru yang ditumbuhkan adalah cara berpikir dan bekerja sebagai Gereja komunio dimana seluruh umat mendapatkan tempat dan kesempatan untuk terlibat secara kreatif berbagi iman, demi tercapainya tujuan bersama. Ciri khusus Gereja sebagai komunio dapat bercermin dari kelompok murid pertama (Kis 2:41-47), dimana masing-masing tiap anggota saling bertekun, sehati sejiwa dan segala kepunyaan menjadi milik bersama. Ciri kebersamaan, duduk bersama, saling berbagi, sehati sejiwa menjadi tanda Gereja sebagai komunio. Masing-masing anggota merasa menjadi bagian dari komunio, yang dipanggil untuk mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam kebersamaan sebagai Gereja.
Oleh karena itu, sungguh penting bahwa cara berpikir dan cara bekerja lama perlu diubah supaya Gereja komunio dapat mewujud dalam kehidupan. Cara berpikir Gereja sebagai persekutuan atau komunitas yang berziarah bersama menuju kepada Allah perlu diresapkan dalam pikiran dan hati setiap umat beriman agar menggerakkan cara bersikap kita dalam keterlibatan Gereja komunio.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa maha pengasih, Engkau memanggil kami untuk menjadi warga Kerajaan-Mu, menjadi satu bangsa umat manusia seperti dahulu Engkau memanggil umat Israel menjadi satu bangsa pilihan. Bimbinglah kami, Gereja-Mu, agar semakin mampu mengembangkan Gereja sebagai persekutuan hidup orang-orang yang percaya kepada-Mu. Ajarilah kami agar semakin terlibat aktif satu sama lain, tidak saling menunggu melainkan berlomba-lomba untuk terlibat berbagi berkat. Semoga kami berani meninggalkan semangat Gereja Hirarkis menuju Gereja sebagai komunio. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Mat 2: 13 – 23
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.” Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apakah yang dihadapi oleh keluarga Maria?
2. Bagaimanakah keluarga Maria mengambil sikap terhadap situasi tersebut?
3. Situasi apa sajakah yang ancaman dan kelemahan bagi tumbuh dan berkembangnya komunio (persekutuan umat) di lingkungan?
4. Bagaimana ancaman-ancaman itu diatasi? Potensi dan peluang apa sajakah yang sebenarnya dimiliki oleh lingkungan?
5. Apa teladan Maria yang bisa diterapkan dalam membagun persekutuan hidup umat?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa maha pengasih, Engkau datang bukan untuk dilayani melainkan melayani. Bimbinglah kami untuk lebih mampu melayani daripada minta dilayani dalam membangun persekutuan yang hidup. Semoga kami berani untuk mengurangi segala penghalang yang akan menghambat kami dalam mewujudkan komunio Gereja-Mu dan mengarahkan diri untuk membangun komunio seperti yang telah diteladankan oleh murid-murid pertama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KETIGA
“Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya”
Dengan kunjungan Maria, marilah kita tingkatkan peran-peran umat beriman di tingkat lingkungan, wilayah dan paroki.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Gereja lingkungan di Paroki kita ini sudah ada bersama berdirinya Paroki ini tahun 1971. Dalam perjalanan waktu, lingkungan-lingkungan terus bertambah. Sampai sekarang Paroki kita terdiri dari 41 lingkungan. Misi kedua untuk mewujudkan Visi Gereja kita, berkaitan dengan bagaimana pamong-pamong umat berperan dalam hidup Gereja. Misi kedua dirumuskan sebagai berikut: “Memfungsikan dan mengoptimalkan peran pengurus-pengurus umat di tingkat paroki dan tingkat lingkungan.” Tujuan dari misi ini adalah bahwa pengurus-pengurus umat menjadi penggerak yang efektif dalam dinamika hidup menggereja.
Pada tahun 2007, mulai diaktifkan kepengurusan tingkat lingkungan dengan diadakannya misa-misa lingkungan, yang selama ini terabaikan. Dengan adanya misa-misa di tingkat lingkungan, harapannya kepengurusan dan dinamika hidup dan pastoral Gereja lingkungan juga bertumbuh dan berkembang. Begitu pula, misa-misa wilayah, tetap diselenggarakan untuk mendukung dinamika hidup Gereja wilayah. Pertemuan-pertemuan pamong lingkungan dan wilayah juga tetap mendapatkan kesempatan, meskipun dalam kurun tiga tahun ini, belum cukup efektif dan teratur. Berbagai macam dinamika pastoral paroki juga memberi kesempatan pada pamong-pamong lingkungan dan wilayah untuk terlibat aktif mengembangkan komunio Gereja. Kunjungan-kunjungan umat, digalakkan sejak tahun 2008 dan sebagian lingkungan sudah mendapatkan kunjungan dari Dewan Paroki. Usaha-usaha tersebut merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan peran-peran seluruh umat untuk terlibat dalam membangun Gereja sebagai persekutuan hidup.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun keterlibatan seluruh umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang maha pemurah, kami bersyukur karena Engkau sungguh baik kepada kami. Engkau memanggil kami untuk menjadi garam dan terang bagi dunia. Bimbinglah kami, khususnya para pengurus umat di Paroki Santa Maria Kartasura, agar semakin mampu untuk berperan dalam berbagai macam kesempatan hidup gerejawi, untuk berbagi berkat satu dengan yang lain di antara sesama umat beriman, maupun masyarakat di sekitar kami serta juga untuk alam ciptaan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Sabda Tuhan: Luk 1: 39 – 56
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan ember salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan oleh Maria, ketika mendengar bahwa Elisabeth, saudarinya mengandung pada usia tuanya? Apa yang terjadi ketika Maria dan Elisabet bertemu?
2. Apakah di lingkungan, ada program kunjungan antar umat? Apa sajakah hambatan yang ada?
3. Hal-hal apa sajakah yang kerap menjadi bahan pembicaraan ketika antar umat saling bertemu?
4. Apakah teladan Maria yang mengunjungi Elisabeth, dapat dilakukan oleh antar umat di lingkungan? Apakah akan menjadi program lingkungan? Kalau iya, kapan mau diadakan?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa yang maha pengasih, Maria, Bunda Putera-Mu telah memberi teladan dalam membangun paguyuban yang hidup, yang saling meneguhkan dalam kehadiran Puteramu yang menyelamatkan. Semoga kami mampu untuk saling meneguhkan satu sama lain dalam kegembiraan karena Kristus; dan bersama dengan pengurus lingkungan mengembangkan pelayanan yang semakin bermakna dalam kehidupan Gereja-Mu maupun di tengah-tengah masyarakat. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEEMPAT
“Maria mengunjungi Yesus yang sedang berkarya”
Bersama Maria, mari kita mengubah pola pelayanan yang individual menuju pola pelayanan kerjasama sebagai tim kerja.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Pelayanan merupakan salah satu keutamaan yang menjadikan Gereja semakin hidup dan mengungkapkan semangat pengabdian kepada Allah. Santa Maria telah menunjukkan kepada kita bagaimana semangat dan ungkapan sebagai “hamba” Allah dinyatakan ketika menerima kabar dari malaikat Gabriel. Tanggapan Maria merupakan sambutan yang penuh kegembiraan akan tugas yang harus ia emban dari Allah, meskipun tugas itu berat. "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Begitu pula Yesus, Sang Sabda yang diutus ke dunia menjadi manusia, juga menunjukkan ketaatan total kepada Allah di dalam mengemban tugas-Nya bagi dunia. Di dalam ketaatan itu, Yesus menunjukkan bagaimana Ia melaksanakan tugas itu. Tugas yang berat namun dapat Ia tanggung karena Ia mampu untuk mengelola tugas yang diemban-Nya dengan baik. Yesus membangun strategi pewartaan Kerajaan Allah dengan melibatkan orang banyak dalam tugas-Nya. Ia memilih orang-orang tertentu yaitu dua belas rasul menjadi teamwork yang menyertai Dia dalam mewujudkan tugas perutusan Allah bagi dunia. Dua belas rasul menjadi tim kerja, yang diajar, dilatih, dan dipanggil untuk “mari dan lihatlah”. Artinya, di dalam kebersamaan hidup dengan Yesus: dengan makan bersama, berdoa bersama, sering bertemu di antara mereka, Yesus menyiapkan para rasul menjadi pribadi-pribadi yang siap diutus dan terlibat mencapai Visi-Nya.
Misi Paroki Santa Maria yang ketiga dirumuskan sebagai berikut: Mengubah pola pelayanan individual menjadi pola pelayanan kerjasama sebagai tim kerja. Dengan misi ini, Paroki kita hendak meneladan keutamaan Maria sebagai hamba dan sekaligus meneladan pola pelayanan Yesus yang melibatkan banyak orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan melibatkan dan memberi kesempatan orang lain untuk terlibat, tujuan yang hendak dicapai menjadi lebih mudah dan ringan. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, kita berkumpul untuk merenungkan sabda Tuhan dan menggali keutamaan itu agar semakin terwujud dalam kehidupan pelayanan kita sebagai Gereja baik di tingkat lingkungan, wilayah dan tingkat paroki agar pelayanan yang kita lakukan sungguh mengungkapkan iman yang mendalam karena senantiasa disemangati oleh Maria dan bersumber dari Yesus sendiri.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun pelayanan dan kerjasama:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau telah memilih Maria menjadi hamba yang setia untuk melayani Sang Sabda hadir dan menjadi Juruselamat dunia. Hantarlah kami, umat-Mu yang berlindung kepadanya, untuk mewujudkan semangat pelayanan yang penuh pengabdian di dalam Gereja dan di tengah-tengah masyarakat agar kami pun semakin mampu meneladan keutamaannya. Bantulah kami, agar pola pelayanan yang telah dinyatakan oleh Putera-Mu, tumbuh subur dalam pola pelayanan kami, yaitu mengembangkan pola pelayanan yang semakin memperlihatkan kerjasama sebagai tim-tim kerja seperti keduabelas rasul dalam mewujudkan visi Paroki kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Sabda Tuhan: Mat 12: 46 – 50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan Maria dalam kisah bacaan injil Mat 12: 46-50 ini?
2. Bagaimana jawaban Yesus ketika ada yang mengatakan bahwa ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya datang?
3. Apakah di lingkungan anda, pola kerjasama antar umat lingkungan telah terjalin dengan baik? Hal-hal apa saja yang mendukung kerjasama? Hal-hal apa saja yang menjadi penghambat terjadinya kerjasama antar umat? Sebutkan!!
4. Apa yang dapat menjadi teladan bagi pelayanan kita sebagai Gereja dari Santa Maria, yang dapat kita gali supaya pola pelayanan kerjasama dalam tim-tim kerja semakin tumbuh subur dalam diri kita?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa yang mulia, kami bersyukur karena semangat pelayanan yang senantiasa Engkau tumbuhkan dalam Gereja-Mu mulai dari para rasul Kristus, sampai dengan hari ini. Banyak umat-Mu telah menunjukkan semangat pelayanan yang total kepada Gereja-Mu dan bahkan berani mengurbankan diri demi terlaksananya sabda-Mu dalam diri mereka. Bimbinglah kami, umat-Mu ini agar keutamaan-keutamaan yang telah kami temukan bersama, dapat kami wujudkan dalam kehidupan bersama untuk semakin memperdalam iman dan pelayanan kami bagi Gereja-Mu dan lingkungan dimana kami Engkau utus. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KELIMA
“Maria, Bunda Penolong dalam Pesta Perkawinan di Kana”
Bersama Bunda Maria, Bunda penolong, kita membantu, mengembangkan dan memberdayakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel merupakan kelompok masyarakat yang menjadi subyek utama kepedulian dan pelayanan Gereja yang hidup dan yang terlibat mewujudkan Kerajaan Allah. Yesus sendiri dalam karya-Nya telah menunjukkan belarasa yang nyata kepada kaum ini, dengan sapaan, dengan mukjijat dan dengan pewartaan kabar gembira sehingga kaum ini mengalami daya hidup dan kepercayaan kepada Allah.
Kita sebagai Gereja dipanggil pula untuk mewujudkan belarasa Yesus tersebut dalam kepedulian kita terhadap kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel, yang ada di sekitar kita. Kepada merekalah, Gereja berkarya, seperti Yesus. Oleh karena itu, misi keempat yang dikembangkan dalam paroki kita adalah: Membantu, mengembangkan dan memberdayakan yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Santa Maria, bunda pelindung kita juga dengan sempurna menunjukkan belarasa kepada mereka yang membutuhkan pertolongan Allah. Bunda Maria bahkan menjadi bunda penolong, yang menjadi tempat di saat-saat kita membutuhkan pertolongan Allah. Gereja dipanggil pula menjadi penolong yang aktif bagi orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan, orang-orang yang berada dalam sakrat maut, orang-orang yang sedang berada dalam situasi ambang batas atau situasi kritis kehidupannya.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam berbagi berkat kepada sesama:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa, sumber segala pertolongan. Kami bersyukur karena Engkau telah menolong dan membebaskan kami dari belenggu dosa dan maut. Melalui Yesus Kristus yang rela dan taat dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Engkau menolong kami. Bantulah kami supaya kami berani berkurban demi mewujudkan pertolongan-Mu kepada sesama yang membutuhkan, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Kitab Suci : Yoh 2: 1 – 11
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
P Demikianlah Injil tuhan
U Terpujilah Kristus.
Pendalaman Bersama
1. Situasi apa yang sedang dihadapi oleh Maria dalam kisah injil tersebut? Apa yang dilakukan Maria dalam menghadapi situasi tersebut?
2. Dalam hidup menggereja di lingkungan, adakah orang-orang yang membutuhkan pertolongan?
3. Apakah umat lingkungan sudah membangun gerakan kepedulian terhadap kaum yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel? Dalam bentuk apa gerakan tersebut?
4. Keutamaan apa yang dimiliki oleh Maria, yang harus kita kembangkan bersama dalam diri dan kehidupan kita jaman ini?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup (bersama-sama)
Allah Bapa Maha Belaskasih, kami bersyukur karena Engkau mendorong kami untuk ambil bagian dalam karya belaskasih-Mu bagi sesama. Bimbinglah dan kuatkanlah kami, agar kami mampu untuk mewujudkan belaskasih-Mu dalam perbuatan-perbuatan konkrit yang disemangati kemurahan hati dengan memberikan pertolongan dan kepedulian kepada kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel dan menyisihkan harta milik kami untuk mereka. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KEENAM
“Maria Mengikuti Yesus menuju puncak Golgota”
Bersama Maria, Ibu Gereja, kita kembangkan keterlibatan seluruh umat terutama anak-anak, remaja dan kaum muda untuk membangun gerakan cinta lingkungan hidup.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Ketika Yesus menyadari bahwa saatnya telah tiba untuk meninggalkan dunia ini, Ia melihat ibunya dekat murid yang dikasihi-Nya, berkatalah Ia kepada Ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!”. Yesus menyerahkan murid yang dikasihi-Nya kepada Maria. Yesus juga mengutus Maria untuk menerima murid yang dikasihi-Nya dalam kasih keibuannya.
Maria adalah Ibu Gereja. Di dalam diri Maria, Gereja mengalami diri sebagai “anak” yaitu murid Yesus yang dikasihi dengan kasih keibuan yang tanpa batas. Kasih keibuan yang senantiasa diberikan kepada kita dalam peziarahan hidup di dunia ini. Kasih keibuan yang senantiasa membawa Maria selalu dekat dengan kita, menjadi sahabat dan ibu yang siap sedia mendengarkan permohonan dan seruan kita. Kasih keibuan Maria yang senantiasa menghantarkan doa-doa kita kepada Allah.
Di dalam kasih keibuan Maria inilah, kita pun dipanggil untuk tidak hanya menikmati kasih Maria, melainkan juga mewujudkan kasih itu di dalam melibatkan diri dan melibatkan orang lain dalam kehidupan ini. Misi keempat Paroki kita adalah: Mengembangkan keterlibatan seluruh umat, terutama anak-anak, remaja, dan kaum muda untuk membangun gerakan cinta lingkungan hidup. Dengan semangat kasih keibuan Maria yang membawanya turut serta dalam sengsara Yesus, yang juga membawa Maria untuk menyertai kita dalam hidup di dunia, kita dipanggil untuk menyertai masyarakat dan alam semesta ini dalam kegembiraan dan harapan, dalam kecemasan dan kedukaan. Kita diajak untuk terlibat berbagi berkat bersama seluruh umat baik anak-anak, remaja, kaum muda dan orangtua.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun komunio umat beriman:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (bersama-sama)
Allah Bapa yang mahakasih, kami mempersembahkan syukur oleh karena penyertaan-Mu dalam hidup kami di dunia ini. Dalam kasih-Mu, kami bertumbuh dan berkembang dalam iman, harapan dan kasih. Bimbinglah kami supaya kami semakin menyadari betapa agung kasih yang telah diserahkan Yesus, Putera-Mu kepada kami demi keselamatan dunia. Semoga, bersama dengan Maria yang setia, ibu yang penuh kasih, kami semakin mampu melibatkan seluruh umat khususnya dalam menjaga keselamatan dunia ini, kelestarian alam ciptaan-Mu yang indah. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Yoh 19: 23 – 40
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian – dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia –supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci-: “Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan oleh Maria dalam kisah Yoh 19: 23 – 40? Apa tanggapan Yesus ketika melihat Maria?
2. Apa yang dilakukan murid yang dikasihi-Nya terhadap Maria?
3. Bagaimana pengurus lingkungan membangun keterlibatan anak-anak, remaja, kaum muda dalam kegiatan lingkungan?
4. Apakah ada hambatan atau kendala, apa saja?
5. Apakah ada gerakan-gerakan bersama seluruh umat lingkungan khususnya, dan bersama masyarakat pada umumnya untuk membangun gerakan peduli lingkungan hidup? Dalam bentuk apa?
6. Dalam kisah ini, apa teladan Maria bagi kita?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup
Allah Bapa Pencipta, Engkau mengadakan dunia ini dengan segala keindahannya. Engkau menciptakan alam semesta demi kehidupan manusia dan untuk dikuasai manusia. Bantulah kami untuk dapat secara bijaksana menguasainya, lebih-lebih untuk melestarikan dan menyelamatkannya dari kerusakan dan kehancuran, serta dari tangan-tangan tidak bertanggungjawab. Demi karya penyelamatan-Mu dalam diri Yesus, kini dan sepanjang masa. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
PITULUNGAN KETUJUH
“Maria tinggal bersama para murid di Yerusalem,
menantikan kegenapan janji Kristus”
Berkat teladan Maria dan bimbingan Roh Kudus, kita tingkatkan kualitas dan kualitas pelayanan atas dasar pelayanan yang rendah hati dan murah hati.
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U Amin
P Rahmat dan Damai dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus, beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Pengantar
Maria menjadi teladan nyata dalam pelayanan. Maria dengan sempurna melayani Sang Sabda seturut kehendak Allah, seperti yang menjadi semangat dasar Maria dalam menanggapi tugas perutusan yang diberikan Allah kepadanya: spiritualitas hamba Allah. Dalam semangat dasar inilah Maria menumbuhkan dalam dirinya pelayanan akan sabda Allah secara nyata supaya Sabda itu menjelma, menjadi manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Sabda itu merendahkan dirinya dengan taat sampai mati, mati di kayu salib.
Buah dari pelayanan Maria nampak nyata dalam diri Sang Sabda yang menjelma, yaitu Yesus Kristus. Yesus menunjukkan pelayanan total kepada Allah dengan merendahkan diri, serendah-rendahnya dalam ketaatan kepada Allah. Keutamaan ini, tentu saja tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi ditanamkan oleh Maria kepada Yesus bayi, Yesus kecil, Yesus remaja dan sampai saatnya siap untuk melaksanakan tugas perutusan Allah. Di dalam Yesus, kita semakin menyadari, bahwa Maria memiliki semangat pelayanan yang begitu sempurna untuk menjadi teladan kita.
Dalam misi yang terakhir Paroki kita, yang hendak kita kembangkan adalah: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan atas dasar pelayanan yang rendah hati dan murah hati. Sebagai umat paroki, kita menyadari bahwa pelayanan yang sudah bertumbuh dan berkembang selama ini pantas untuk kita syukuri. Banyak umat dengan kerelaan dan keikhlasannya ikut ambil bagian dalam pelayanan-pelayanan Gereja. Hal ini dapat kita rasakan di dalam pelayanan liturgi dengan berkembangnya kor lingkungan, misa lingkungan, petugas prodiakon, lektor, pemazmur, misdinar, dan lain sebagainya. Pelayanan-pelayanan di luar liturgi juga berkembang seperti poliklinik, pelayanan sakramental untuk umat: ada banyak orang yang rela untuk terlibat mempersiapkan mereka yang akan menerima baptis, komuni pertama, krisma, perkawinan dan lain sebagainya, juga dalam kepedulian terhadap KLMTD maupun kelestarian lingkungan, melalui kegiatan-kegiatan sederhana, mengolah sampah secara bijaksana misalnya. Semuanya itu menunjukkan bahwa banyak umat kita yang telah melayani dengan rendah hati dan murah hati.
Seruan Tobat
P Marilah kita mengakui segala dosa-dosa kita, yang kerap menghalangi kita dalam membangun sikap pelayanan yang rendah hati dan murah hati:
U Saya mengaku……………
P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.
Doa Pembuka (didoakan bersama)
Allah Bapa sumber kerendahan hati, kami bersyukur karena Engkau berkenan untuk menyelamatkan dan membebaskan kami dari belenggu dosa dan maut melalui Yesus, Putera-Mu yang merendahkan diri-Nya dalam ketaatan di kayu salib. Salib lambang cintakasih telah menjadi tanda kemenangan bagi kami. Kemenangan atas maut dan kematian dan anugerah keselamatan bagi kami. Bimbinglah kami supaya kami semakin berani memanggul salib terutama dengan mewujudkan pelayanan kepada sesama dengan rendah hati dan murah hati. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Bacaan Sabda Tuhan: Kis 1: 4 - 14
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Pendalaman Bersama
1. Apa yang dilakukan Maria bersama dengan murid-murid Yesus dalam kisah tersebut?
2. Apakah peran Roh Kudus dalam kehidupan Gereja Perdana?
3. Apakah semangat kerendahan hati dan kemurahan hati telah tumbuh di antara umat lingkungan? Apa wujudnya, sebutkan!
4. Berapa persenkah dari seluruh umat lingkungan, kalau dikira-kira, umat yang telah menunjukkan kerendahan hati dan kemurahan hati dalam pelayanan
5. Bagaimana Maria menampakkan semangat kerendahan hati dan kemurahan hati, yang anda tangkap dari seluruh kisah Maria dalam kitab suci?
Doa Umat (spontan)
Persembahan/Kolekte Maria
Doa Penutup
Allah Bapa yang maha pemurah, Engkau menyediakan segala sesuatu, seluruh alam semesta ini, demi kebahagiaan kami. Bimbinglah kami untuk semakin menyadari betapa murah hatinya Engkau terhadap kami. Semoga kami semakin menjadi anak-anak-Mu yang rendah hati dan penuh kemurahan hati terlebih dalam pelayanan kepada sesama dan seluruh alam ciptaan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
P Santa Maria,
U Doakanlah kami
Bapa Kami (1x); Salam Maria (10x); Kemuliaan (1x) ; Terpujilah (1x).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar